
MALANG, KalderaNews.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim berbagi kunci sukses menghadapi disrupsi teknologi.
Terdapat dua hal penting yang dinilai Nadiem mampu menghalau dampak negatif teknologi sekaligus mengoptimalkan disrupsi teknologi untuk kemajuan bangsa.
“Yang pertama adalah kemauan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Terus belajar hal-hal baru sehingga akan terus relevan dengan perkembangan zaman,” tegasnya dalam sesi dialog bertajuk “Technology Disruption: Risks and Opportunities” pada acara NU Tech Final Day di Malang pada Senin, 19 Desember 2022.
BACA JUGA:
- Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana: Mahasiswa Universitas Bakrie Diminta Adaptif Hadapi Era Disrupsi Teknologi
- Kang Emil Tantang Perguruan Tinggi Dirikan Prodi Renewable Energy Hingga Teknologi Pangan 4.0
- Beraroma Disrupsi Revolusi Industri 4.0 Hilangkan Puluhan Juta Pekerjaan
Kemudian yang kedua, imbuhnya, kemampuan berfikir kritis, kreatif, sehingga mampu menghadirkan solusi atas berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi.
Mendikbudristek lantas menekankan pentingnya upaya-upaya untuk mendorong penggunaan teknologi untuk hal positif, misalnya untuk mengakselerasi kemajuan dunia pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.
Namun, ia juga mengingatkan berbagai dampak negatif teknologi jika tidak disikapi dengan bijak.
Beberapa contoh dampak negatif akibat disrupsi teknologi yang mulai ditemukan dalam keseharian adalah digantikannya beberapa jenis pekerjaan dengan mesin.
Kemudian, meningkatnya isu kesehatan mental, khususnya pada generasi muda dengan adiksi pada media sosial.
Untuk itulah, Mendikbudristek mengajak generasi muda untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Serta terus mengasah kemampuan berpikir kritis, sehingga kreatif dan berorientasi pada pemecahan masalah.
Sementara itu, Gita Wirjawan yang juga menjadi pembicara menyampaikan optimismenya bahwa bangsa Indonesia bisa menjadi pelopor dalam bidang teknologi kelas dunia.
“Saat ini kita masih lebih banyak menjadi pengguna teknologi, tapi bukan berarti kita tidak bisa beranjak ke sektor-sektor lain yang belum terjamah,” ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta seluruh elemen NU dari mulai pelajar, santri, mahasiswa, dan lainnya bergabung untuk mengembangkan diri dalam memajukan kapabilitas digital di Indonesia.
“Kegiatan NU Tech ini merupakan suatu paling mendasar adalah untuk menyerap dan merekrut sumber daya manusia yang menguasai kemampuan untuk mengembangkan teknologi,” kata Gus Yahya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply