Hari Anak Nasional 2023: Anak di Persimpangan Permainan Tradisional dan Game Online

Hari Anak Sedunia 2022. (Ist.)
Hari Anak Nasional (Ist.)
Sharing for Empowerment

BANYUWANGI, KalderaNews.com – Kolaborasi perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2023 Kemendikbudristek dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi disemarakkan dengan Festival Permainan Tradisional.

Perayaan HAN 2023 di ujung timur Pulau Jawa diikuti 1.275 peserta didik dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang berasal dari 25 kecamatan Sekabupaten Banyuwangi.

Direktur PAUD, Komalasari berharap anak-anak di seluruh Indonesia dapat merasakan kegembiraan dan kesenangan melalui berbagai permainan tradisional sekaligus mengenali dan menyenangi warisan budaya.

BACA JUGA:

Festival Permainan Tradisional, kata Komalasari, bertujuan memperkenalkan dan menghidupkan kembali permainan tradisional yang sarat dengan nilai-nilai positif dan nilai-nilai budaya yang berkearifan lokal, membangun kebersamaan, serta membiasakan aktivitas fisik yang sangat penting bagi kesehatan.

“Melalui permainan tradisional kita berharap akan mampu mewujudkan anak-anak yang sehat, kreatif, cerdas, dan berkarakter,” imbuhnya pada Sabtu, 22 Juli 2023.

Lestarikan Warisan Budaya

Komalasari berharap ajang Festival Permainan Tradisional ini dapat dilaksanakan di semua daerah sebagai sarana untuk mempromosikan, melestarikan, dan mengenalkan warisan budaya tradisional kepada masyarakat, terutama generasi muda, melalui pengalaman yang menyenangkan dan interaktif.

“Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga sebagai upaya nyata dalam mempertahankan dan memperkenalkan warisan budaya tradisional kepada generasi muda dan masyarakat secara luas, dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran masyarakat,” ucap Komalasari.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengapresiasi pemerintah pusat yang terus berusaha melestarikan berbagai permainan tradisional melalui Festival Permainan Tradisional yang saat ini digelar di Kabupaten Banyuwangi.

Ipuk mengatakan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus berupaya melestarikan berbagai permainan tradisional melalui Festival Memengan. Festival ini bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak, serta sekaligus dalam rangka menangkal dampak negatif dari kemajuan digital dan game online yang semakin marak di kalangan anak-anak.

“Festival yang diikuti oleh lebih dari 1.000 anak ini menampilkan berbagai permainan tradisional, baik permainan lokal Banyuwangi maupun sebagian permainan khas Nusantara.”

“Berbagai permainan tersebut antara lain patheng dudu, egrang bambu, egrang batok kelapa, gasingan, bedhil-bedhilan, gobak sodor, engklek, lintang aliyan, tarik tambang, dagongan, hulahop, lompat tali, mobil-mobilan bamboo, serta masih banyak lagi,” jelas Ipuk.

Patheng Dudu, Balap Karung Estafet, Dam Daman, dan Egrang Batok

Patheng dudu merupakan nama sebuah permainan tradisional asli Indonesia yang berasal dari daerah Banyuwangi. Permainan ini berasal dari tradisi menumpuk batu di sungai atau yang dikenal dengan istilah “rock balancing”. Dalam bahasa adat Osing Banyuwangi, ‘patheng’ berarti tekun.

Seiring perkembangannya, bermain patheng dudu, dulu menggunakan batu, selanjutnya dibuat dengan kayu yang dibuat menjadi sejenis dadu dengan berbagai bentuk, ukuran, lebar sisi, berat dan kerataan yang berbeda-beda. Cara memainkan permainan patheng dudu yaitu dengan menumpuk dan menyusun satu-persatu dadu kayu menjadi susunan yang berdiri tegak.

Ketua Komite Permainan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI), Fadlu mengatakan permainan patheng dudu ini termasuk susah-susah gampang, karena walaupun permainan ini hanya menumpuk dan menyusun, sisi dan potongan kayu yang tidak sama membuat pemain perlu berhati-hati, fokus, dan sabar untuk memainkannya agar tidak oleng atau miring.

“Permainan patheng dudu ini memang unik, selain melatih motorik kasar juga sekaligus melatih motorik halus dan otak. Melatih untuk selalu fokus, konsentrasi, dan melatih kebersamaan dan kesabaran dalam menghadapi kehidupan” jelasnya.

Selanjutnya, egrang batok. Egrang batok mempunyai keunikan, tantangan, dan keseruan lain lagi. Melalui alat permainan berupa batok kelapa yang diberi tali, dan dijadikan menjadi alas kaki, pemain berusaha melangkah, berjalan, dan bahkan berlari beradu kecepatan.

Tantangan yang seru dalam permainan ini adalah menyeimbangkan tubuh di atas sepatu batok sambil berlari agar tidak terjatuh.

Permainan ini memerlukan koordinasi yang baik antara gerakan kaki, tangan, tubuh, dan mata untuk menjaga keseimbangan. Pemain harus memiliki keterampilan koordinasi yang luwes antara kaki, tangan, badan dan tentu otak.

Sementara itu, permainan dam daman merupakan permainan tradisional dengan tujuan untuk mengasah otak. Permainan ini menggunakan media papan permainan dan pion atau bidak untuk bermain.

Permainan ini dilakukan oleh dua orang pemain. Permainan dam-daman bermanfaat untuk melatih kemampuan mengatur strategi, bersikap positif, bersikap hati- hati dalam mengambil keputusan, menanamkan kejujuran, dan melatih daya ingat.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*