
REMBANG, KalderaNews.com – Dalam era disrupsi informasi saat ini pendidik dan guru dituntut cepat beradaptasi dengan lingkungan digital yang berkembang pesat serta menggunakan media sosial dengan bijak.
Untuk mencapai hal ini, peningkatan literasi digital individu menjadi hal yang sangat penting agar mereka dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat, terutama dalam menanggulangi penyebaran hoaks yang memanfaatkan isu-isu agama.
Staf Khusus Menteri Agama, Wibowo Prasetyo dalam diskusi bertajuk “Literasi Digital, Aman, dan Nyaman Bermedia Sosial” di Rembang pada Jumat, 22 September 2023 mengingatkan betapa pentingnya peran pendidik dalam mengisi kekosongan dalam upaya meningkatkan literasi digital masyarakat melalui media sosial yang semakin berkembang.
BACA JUGA:
- Dear Gen-Z, Ini Lho 10 Keuntungan Aktif di Organisasi Kesiswaan
- Kemenag Bidik Penguatan Moderasi Beragama Kalangan Gen-z Melalui Komik
- 6 Tip Belajar yang Efektif Buat Para Gen-Z
Terutama, mereka perlu fokus pada menghentikan penyebaran hoaks di tengah Indonesia yang sedang menghadapi tahun politik.
Menurut data dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) yang dikutip oleh Wibowo, penyebaran hoaks masih menjadi permasalahan serius di media sosial.
Jumlah hoaks yang terdeteksi meningkat dari tahun ke tahun, dengan peningkatan yang signifikan pada tahun-tahun politik. Isu-isu yang sering dimanipulasi meliputi agama, politik, dan kesehatan.
Wibowo juga mengungkapkan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengidentifikasi 425 isu hoaks yang beredar di situs web dan platform digital selama triwulan pertama tahun 2023. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kehadiran hoaks yang masih marak menjadi keprihatinan karena dapat mengancam persatuan bangsa. Wibowo menekankan bahwa sebagian besar hoaks bertujuan untuk memecah belah masyarakat, terutama dalam hal agama. Ini dapat menyebabkan konflik antarumat beragama jika tidak diatasi dengan baik.
Wibowo berharap pendidik dan guru dapat berperan aktif dalam mengurangi dampak negatif hoaks dengan memberikan narasi yang positif, menenangkan, dan memperjelas pemahaman yang keliru, terutama kepada generasi muda yang kurang memiliki literasi digital.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya persiapan terhadap bonus demografi di Indonesia, khususnya Generasi Z, yang memerlukan pendekatan khusus dalam literasi digital dan literasi agama.
Terakhir, Wibowo mengingatkan bahwa Generasi Z memiliki karakteristik unik, termasuk akrab dengan teknologi digital, minat dalam isu-isu global, dan toleransi terhadap keberagaman.
Namun, sebagian besar dari mereka masih lemah dalam literasi digital, terutama dalam mengenali kebenaran informasi, khususnya dalam konteks agama.
Oleh karena itu, peran pendidik sangat penting dalam memberikan pemahaman yang benar dan positif kepada generasi muda ini dalam era digital.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply