
JAKARTA, KalderaNews.com – Minat generasi muda untuk melanjutkan studi ke luar negeri semakin meningkat. Peluang meraih beasiswa juga makin beragam.
Data Kemendikbudristek mencatat, tren usia mahasiswa yang melamar untuk mendapatkan beasiswa pendidikan doktor (S3) ke luar negeri semakin muda.
Pada tahun 2022, rata-rata usia pelamar adalah 33 tahun atau sekitar tujuh tahun lebih muda daripada rata-rata usia pada 12 tahun lalu.
BACA JUGA:
- Berikut Daftar Website dan Aplikasi yang Bisa Bantu Kamu Raih Beasiswa Kuliah Luar Negeri
- Mau Kuliah Luar Negeri? Inilah 10 Kampus Terbaik di Asia Versi QS WUR 2024
- 20 Kampus Terbaik di Dunia, Rekomendasi Buat Kamu yang Mau Kuliah di Luar Negeri
“Jadi Indonesia akan semakin optimistis untuk menatap masa depan karena generasi mudanya semakin muda yang sekolah sampai ke jenjang tertinggi atau jenjang doktoral,” kata Kepala Balai Pembiayaan Kemendikbudristek, Anton Rahmadi.
Jadi masyarakat dunia
Selain melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), pemerintah juga menyediakan program beasiswa studi dalam dan luar negeri lainnya.
Ada Beasiswa Indonesia Maju (BIM), beasiswa untuk calon dosen perguruan tinggi (S2), calon guru SMK (S1), dosen pendidikan profesi guru, dosen pendidikan tinggi (S3), dosen pendidikan akademik dan vokasi (S3), pelaku budaya (S1 hingga S3), serta untuk pendidik dan tenaga kependidikan (S2 hingga S3).
Sedikitnya 19,5 juta orang telah menerima berbagai beasiswa tersebut.
Sementara, Sekertaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti menambahkan, pelajar yang melanjutkan studi ke luar negeri memiliki kesempatan lebih untuk melihat dunia dari perspektif global.
Tetapi, dia menyatakan, bukan berarti mahasiswa di dalam negeri tidak memiliki kompetensi selevel.
“Jiwa global sudah tentu dibutuhkan di era keterbukaan seperti sekarang karena kita tidak hanya menjadi warga negara Indonesia, tetapi juga menjadi masyarakat dunia,” kata Suharti.
Berjejaring untuk pengembangan diri
Koordinator PPI Dunia Hamzah Assuudy Lubis mengatakan, mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri juga perlu berjejaring untuk pengembangan diri.
Kini, PPI yang tersebar di 62 negara di tiga kawasan, yaitu Asia-Oseania, Amerika-Eropa, dan Timur Tengah-Afrika
Dan lembaga ini menjadi wadah untuk saling bertukar ilmu dan pikiran sesama diaspora Indonesia.
Saat ini, PPI terus bergerak dalam bidang pendidikan, penelitian, pelatihan, lokakarya, pengabdian kepada masyarakat, dan turut mempromosikan UMKM Indonesia ke luar negeri.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply