
JAKARTA, KalderaNews.com – Staf khusus (stafsus) Presiden Joko Widodo, Billy Mambrasar disorot warganet terkait beasiswa LPDP. Begini tanggapan LPDP!
Diketahui, Billy meraih beasiswa LPDP untuk program doktor atau S3 di University of Pennsylvania, Amerika Serikat.
Tetapi, seorang warganet dengan akun media sosial X (Twitter), @audhinafh, mempertanyakan keabsahan beasiswa LPDP yang diterima Billy.
BACA JUGA:
- Mau Tau? Inilah 10 Sekolah Anak Artis dengan Harga Fantastis, Bikin Kantong Ketar-ketir!
- Waduh, 11 Dosen Universitas Lambung Mangkurat Diduga Rekayasa Syarat Permohonan Guru Besar
- Aneh Tapi Nyata! Anggaran Pendidikan 2024 Sebagian Dialihkan untuk Dana Desa, Kok Bisa Sih?
Karena, Billy diduga menjalani pendidikan S2 di Harvard University dengan beasiswa LPDP meski sudah punya gelar S2 sebelumnya.
Ia pun disorot lantaran menunda studi dengan beasiswa LPDP dalam waktu lama saat diangkat menjadi stafsus Jokowi.
“Honestly not noice karena awalnya gw bingung yg kuliah di harvard siapa, ternyata yg kiri, tapi ini master KETIGA dan kabarnya pake LPDP? dah ganti aturan apa gmn ni, bukannya kalo udah pernah master ga qualified,” tulis @audhinafh.
Tanggapan Billy Mambrasar
Padahal, beasiswa LPDP dikenal memiliki aturan hanya memberikan beasiswa ke jenjang pendidikan yang belum ditempuh.
Billy melalui akun pribadinya @BillyMambrasar pun menjawab tudingan tersebut.
Ia menyatakan, memperoleh gelar master di Harvard dengan beasiswa Tanoto Foundation, bukan LPDP.
Beasiswa itu didapat untuk menyelesaikan studi Pembangunan Manusia dan Psikologi pada Juni 2020 sampai Agustus 2022.
Sementara beasiswa LPDP digunakan Billy untuk menempuh studi S3 di University of Pennsylvania.
“Harapan saya, sister @audhinafh yg sangat saya kasihi, dapat melakukan klarifikasi dgn fakta yg benar, mengingat tuduhan ini seolah menunjukkan saya tdk taat aturan dan SOP beasiswa. Saya patuh dan taat aturan sehingga ketika diterima di Harvard, saya berjuang cari beasiswa lain,” tulisnya.
“Saya ucapkan terimakasih atas perhatian sister @audhinafh dan mohon maaf atas simpang siur berita yg melibatkan @LPDP_RI ..sekali lagi saya tegaskan Master saya di Harvard diperoleh dgn beasiswa lain, bukan LPDP. Akhir kata: Saya siap membangun Negara yg saya cintai: Indonesia!,” sambung Billy.
Tetapi, warganet justru kembali menyoroti Billy yang bisa menunda studinya dengan beasiswa LPDP selama enam tahun setelah diangkat sebagai stafsus. Waktu penundaan itu dinilai terlalu lama dan menyalahi aturan.
Selama menunda studi S3 dengan LPDP yang didapat sejak 2017, Billy juga disorot karena justru menempuh studi S2 di Harvard hingga 2022 dengan beasiswa Tanoto Foundation.
Padahal, Billy telah meraih gelar S2 Master of Business Administration di Australian National University.
Penjelasan LPDP
Direktur Keuangan dan Umum LPDP, Emmanuel Agust Hartono pun lantas memberikan tanggapan atas polemik ini.
“Billy Mambrasar adalah penerima beasiswa LPDP program doktor hasil seleksi beasiswa pada 2017,” katanya.
Kata Agust, Billy tercatat telah menamatkan pendidikan magister di Australian National University saat mendaftar seleksi LPDP.
Ia juga telah mengikuti kegiatan persiapan keberangkatan pada akhir 2018 yang harus dijalani oleh penerima beasiswa LPDP.
Tetapi pada 2017, Billy diketahui belum menerima Letter of Acceptance (LoA) dari universitas sehingga minta diberi kelonggaran.
Berdasarkan ketentuan, semua penerima beasiswa mendapat kelonggaran waktu pelaksanaan studi hingga 18 bulan dan diperpanjang untuk mendapatkan kampus.
Namun, Billy kemudian ditunjuk Presiden Jokowi sebagai stafsus presiden pada akhir 2019.
“Disebabkan adanya penunjukan jabatan tersebut, Billy telah menyampaikan pengajuan kepada LPDP agar studi S3 yang akan dijalani dapat ditunda,” tutur Agust.
Sesuai ketentuan LPDP, semua penerima beasiswa dapat diberi keringanan penundaan pelaksanaan studi hingga 18 bulan termasuk Billy.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply