YOGYAKARTA, KalderaNews.com– Sosok Ubaidillah Fatawi yang merupakan kepala sekolah SMA Bumi Cendekia Yogyakarta menjadi sorotan karena gagasan pendidikan kontekstualnya.
Pria yang akrab disapa Ubed ini menjadi kepala sekolah SMA Bumi Cendekia pada tahun 2023. Ia menjadi kepala sekolah di usianya yang masih tergolong muda, yakni 29 tahun saat itu.
Ia menggagas pendidikan kontekstual yang menerapkan sekolah berbasis riset jati diri. Gagasan itulah yang membuat sekolah Bumi Cendekia yang beralamat di Sleman, Yogyakarta berbeda dari sekolah lainnya.
BACA JUGA:
- 12 Santri SMA dan Pesantren Bumi Cendekia Jalani Program Live in Jepang, Belajar Pendidikan dan Budaya
- Sosok Guru Kuswanto, Dapat Anugerah Guru Hebat 2024 dari Presiden Prabowo
- Siswa-Siswi KB-TK Tarakanita 1 Selebrasi P5 dengan Mengeksplorasi Kebudayaan Yogyakarta
Kenalkan program riset jati diri anak
Yayasan Bumi Cendekia mempunyai sistem pendidikan yang mengintegrasikan pendekatan alternatif berbasis pesantren. Yayasan Bumi Cendekia memiliki siswa sebanyak 48 orang terdiri dari SMP dan SMA.
Sebagai pengajar dan kepala sekolah, Ubed pun mengenalkan program inovasi yang merupakan hasil dari riset jati diri anak.
Ia pun mencontohkan, ketika anak ingin menjadi kiai, maka bisa riset tentang ateisme sebagai masalah abad ini.
Selain itu, Ubed juga memberikan ruang untuk anak-anak berdialog agar kepercayaan dalam diri mereka muncul. Ketika anak berani, maka mereka bisa menentikan sikap dan berpikir.
“Pendidikan kita ini kekurangan trust pada anak. Anak dianggap tidak bisa apa-apa, maka yang ada adalah instruksi, instruksi, instruksi. Kami di sini selalu berdialog, ngasih trust, trust, trust. Ketika kita ngasih trust maka kepercayaan dirinya muncul. Keberanian dia (anak) untuk menentukan sikap dan berpikirnya itu muncul. Jadi proses membangun kemandirian bersikap dan berpikir itu basic-nya adalah trust.” ujar Ubed dalam unggahan video Instagram di akun official @lpdp_ri.
Hidupkan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantoro
Berbekal pengalaman Ubed yang pernah menjadi pengajar di sekolah alternatif, ia pun mengaplikasikan apa yang sudah ia pelajari untuk Bumi Cendekia
Ia menghidupkan konsep Ki Hadjar Dewantoro sebagai fondasi pendidikan kontekstual. Menurutnya, saat ini banyak sistem pendidikan di Indonesia yang berkiblat pada ‘Barat’ sampai lupa dengan teori-teori yang dimiliki negara sendiri.
“Ki Hadjar itu punya sistem namanya sistem Among, juga tripusat pendidikan. Itu yang harusnya kita gali lagi, tentang bagaimana memerdekakan anak. Among itu kan konsep guru sebagai fasilitator, bukan sebagai diktator.” ujar Ubed.
Perjalanan Ubed menempuh pendidikan dan menjadi awardee LPDP
Ubed adalah pemuda yang berasal dari Salatiga, Jawa Tengah. Tidak pernah terbayangkan dalam benaknya akan ada salah satu dari keluarganya yang meraih gelar S2.
Ubed dibesarkan oleh ayahnya yang merupakan guru honorer dan ibunya yang berdagang di pasar. Setiap sore hari, kedua orang tua Ubed aktif mengajar anak-anak ngaji di desanya.
Ketika kecil Ubed sering diajak ayahnya ke pengajian atau sekolah. Dari situlah, tekad mengajar telah mengalir dalam darah Ubed.
Ubed sendiri mengambil jurusan S1 Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan beasiswa Bidikmisi.
Ubed kemudian melanjutkan S2 dengan jurusan Teknologi Pembelajaran di kampus yang sama dengan beasiswa LPDP Kemenkeu.
“Saya memilih tetap Indonesia karena saya merasa masih butuh waktu lebih untuk berkontribusi pada Indonesia. Saya merasa bahwa ketika saya mengambil S2 di dalam negeri, saya masih bisa terkoneksi dengan komunitas saya, untuk berkontribusi pada komunitas saya. Sehingga apa yang saya lakukan itu tidak putus.” ungkap Ubed di laman LPDP Kemenkeu.
Ubed sendiri cukup kritis soal sistem pendidikan di Indonesia. Saat wawancara beasiswa LPDP, Ubed dianggap menentang paradigma arus utama soal pendidikan di negeri ini. Namun, Ubed berhasil menjelaskan gagasannya dengan tenang tanpa tersulut emosi.
Di akhir, Ubed memberi pesan,” Jangan pernah menyerah pada kenyataan-kenyataan yang ada. Kita bisa menciptakan kenyataan-kenyataan yang baru.”pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply