
JAKARTA, KalderaNews.com – Para penerima beasiswa LPDP 2025 tetap wajib kembali dan berkontribusi di Indonesia. Demikian ditegaskan Direktur LPDP, Andin Hadiyanto.
Ia memastikan, kebijakan yang mewajibkan penerima beasiswa kembali dan mengabdi di Indonesia tetap berlaku pada 2025.
Tetapi, LPDP tetap membuka kesempatan bagi alumni yang ingin menunda kepulangan.
BACA JUGA:
- Peluang Menarik! Pendaftaran Beasiswa S2-S3 TaiwanICDF 2025 Sudah Dibuka!
- Beasiswa SMA Taruna Nusantara 2025 Dibuka, Simak Cara Daftar dan Persyaratannya di Sini!
- Besaran Uang Dana Bulanan Beasiswa LPDP di Dalam dan Luar Negeri, Scholarship Hunter Wajib Tahu!
Bisa tunda kepulangan, tapi…
“Kewajiban mengabdi akan tetap berlaku dengan tetap membuka kesempatan bersyarat untuk menunda kepulangan bagi penerima beasiswa, agar mereka mendapatkan peluang pengembangan keilmuan dan perluasan jejaring profesional,” ujar Andin.
Tetapi, alumni yang ingin menunda kepulangan mesti memenuhi beberapa syarat, sebagaimana kebijakan pada tahun sebelumnya.
Nah, beberapa syarat tersebut adalah:
- Bekerja atau magang di perusahaan luar negeri selama dua tahun atau lebih.
- Menempuh studi lanjutan baik dengan biaya LPDP ataupun pihak lain.
- Melakukan riset lanjutan atau pascadoktoral
- Bekerja di lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa Bangsa, Bank Dunia, International Monetary Fund, dan sebagainya, untuk kepentingan Indonesia.
Selama ini, LPDP mewajibkan penerima beasiswa untuk pulang dan mengabdi di Indonesia setelah menyelesaikan masa studi.
Alumni LPDP wajib berkontribusi di Indonesia selama dua kali masa studi ditambah satu tahun, secara berturut-turut. Pun harus berada di Indonesia selambat-lambatnya sembilan puluh hari setelah tanggal kelulusan.
Tidak wajib pulang
Sebelumnya, Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi para alumni penerima beasiswa LPDP untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi di luar negeri.
Menurutnya, pemerintah belum memiliki cukup tempat atau belum bisa menampung mereka untuk berkarya di tanah air.
“Kasihan. Ilmunya tinggi, tapi di sini tidak ada wadahnya,” ujar Satryo.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply