Pemanfaatan LKPD Terdiferensiasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Santa Maria Yogyakarta

Peserta didik SMA Santa Maria Yogyakarta
Peserta didik SMA Santa Maria Yogyakarta (KalderaNews/Dok. Peneliti)
Sharing for Empowerment

Oleh: Yemima Ken Suryandari, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta

YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Pembelajaran Bahasa Indonesia di era Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik atau student centered, hal tersebut didukung dengan adanya penerapan kegiatan pembelajaran terdiferensiasi. Pembelajaran terdiferensiasi merupakan serangkaian kegiatan belajar yang bertujuan untuk mengakomodasi dan memfasilitasi kebutuhan individu peserta didik (Fitriyani, 2023).

Pembelajaran terdiferensiasi mendukung bahwa setiap peserta didik memiliki gaya belajar, minat, dan kemampuan yang berbeda-beda. Salah satu upaya dalam kegiatan pembelajaran terdiferensiasi adalah mengakomodasi keragaman tersebut dengan penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) terdiferensiasi agar menjadi relevan.

LKPD merupakan suatu media ajar yang didalamnya terdapat susunan materi, tugas, maupun evaluasi yang diberikan oleh guru kepada siswa (Septiani & Amir, 2023). LKPD yang dirancang sesuai dengan gaya belajar siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar, pemahaman konsep, serta hasil belajar siswa.

BACA JUGA:

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses implementasi LKPD terdiferensiasi yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa kelas X dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka di SMA Santa Maria Yogyakarta.

Pada proses implementasinya di kelas, pembelajaran terdiferensiasi terbagi atas dua jenis. Jenis pertama adalah terdiferensiasi berdasarkan gaya belajar dan jenis kedua adalah terdiferensiasi berdasarkan kemampuan belajar (Rezkia et al., 2024, 175).

Pembelajaran terdiferensiasi berdasarkan gaya belajar bertujuan untuk menyesuaikan metode dan capaian pembelajaran dengan preferensi belajar dari setiap individu peserta didik. Pembelajaran terdiferensiasi berdasarkan kemampuan belajar bertujuan untuk mengakomodasi keberagaman kemampuan dan kebutuhan belajar peserta didik serta memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk menyelaraskan pengembangan kompetensi sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Salah satu prinsip dalam Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitas.

Penggunaan LKPD terdiferensiasi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk implementasi prinsip fleksibilitas karena memberikan berbagai pilihan tugas dan aktivitas yang sesuai dengan gaya belajar siswa. Adanya penggunaan LKPD terdiferensiasi dapat membantu siswa mencapai potensi maksimalnya melalui gaya belajar dan kemampuan belajar yang beragam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana LKPD terdiferensiasi dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta dalam konteks Kurikulum Merdeka. Objek atau fokus yang diteliti adalah peserta didik tingkat X.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi alamiah yang mana hasil penelitiannya lebih mementingkan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2018).

Subjek pada penelitian ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan model terdiferensiasi dan objek penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta. Pemilihan objek dilakukan secara purposive sampling, dengan mempertimbangkan keberagaman gaya belajar siswa.

Penelitian dengan jenis kualitatif dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk memahami proses implementasi LKPD terdiferensiasi berdasarkan gaya belajar dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa tingkat X pada Kurikulum Merdeka. Jenis penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara rinci fenomena yang terjadi selama proses implementasi.

Hasil dan Pembahasan

Identifikasi Gaya Belajar Siswa

Pada penelitian ini, identifikasi gaya belajar siswa kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta dilakukan menggunakan instrumen yang dikembangkan berdasarkan teori gaya belajar milik Fleming, yaitu gaya belajar VARK. Gaya belajar VARK yang dikembangkan oleh Neil D. Fleming pada tahun 1987 memuat preferensi modalitas belajar visual, aural, read/write, dan kinestetik (Widharyanto, 2017).

Gaya belajar visual memfokuskan pada kemampuan memperoleh informasi melalui indera penglihatan. Gaya belajar aural mengandalkan indera pendengaran untuk memperoleh informasi dengan memperhatikan pelafalan dan intonasi pada kegiatan menyimak.

Siswa dengan gaya belajar read/write meneruskan informasi yang telah didapat ke dalam bentuk teks (kata, kalimat, bahkan paragraf). Gaya belajar kinestetik identik dengan aktivitas praktik yang melibatkan fisik dan pengalaman belajar di kelas maupun luar kelas.

Proses identifikasi dilakukan langsung oleh guru saat melakukan kegiatan apersepsi pada pertemuan pertama pembelajaran, dari 24 siswa sejumlah 13 siswa cenderung memiliki gaya belajar visual, sedangkan 11 lainnya cenderung memiliki gaya belajar read/write. Menganalisis dan mengidentifikasi gaya belajar siswa membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan sesuai bagi setiap gaya belajar (Fleming & Mills, 1992).

Deskripsi LKPD Terdiferensiasi

Setelah melakukan identifikasi gaya belajar, penyusunan LKPD terdiferensiasi dikelompokan berdasarkan gaya belajar masing-masing siswa. Terdapat dua kecenderungan gaya belajar pada siswa kelas X di SMA Santa Maria Yogyakarta, yaitu gaya belajar visual (V) dan gaya belajar read/write (R).

LKPD terdiferensiasi disusun oleh guru menggunakan media canva dengan tujuan agar lebih menarik dari segi tampilan dan konten-konten yang termuat di dalamnya. Pada LKPD jenis visual, terdapat tautan untuk mengakses tayangan video, setelah menyimak tayangan video siswa diminta untuk menemukan kata-kata yang berimbuhan dalam video tersebut dan menuliskannya pada kolom yang sudah disediakan pada LKPD.

LKPD jenis read/write terdiri atas teks bacaan berjudul “Nasi Liwet, Makanan Tradisional Indonesia dengan Ragam Laut yang Nikmat”, soal dengan instruksi untuk memperbaiki kesalahan imbuhan yang terdapat dalam bacaan, dan soal dengan instruksi untuk menganalisis kalimat deskripsi dan definisi dalam bacaan tersebut.

Proses Implementasi

LKPD pembelajaran terdiferensiasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta terbagi atas dua jenis, yakni LKPD jenis menyimak dan LKPD jenis membaca. LKPD jenis menyimak diperuntukan bagi para siswa yang memiliki gaya belajar visual (V) bertujuan agar melatih peserta didik untuk memperkuat kemampuan menyimak mereka terutama dalam menyimak materi mengenai teks laporan hasil observasi.

LKPD jenis membaca diperuntukan bagi para siswa yang memiliki gaya belajar read/write untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, konsentrasi, serta ketelitian agar menemukan informasi dan gagasan dalam materi teks laporan hasil observasi.

Siswa dikelompokkan menurut gaya belajar visual dan read/write kemudian secara individu mengerjakan LKPD yang diberikan oleh guru dalam waktu 45 menit dan mempresentasikan hasil kerja di depan kelas. Hasil pengerjaan LKPD sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa menunjukkan sebanyak 14 siswa mendapat skor 80, 5 siswa mendapat skor 90, dan 5 siswa mendapat skor 70.

Indikator penilaian LKPD terdiferensiasi meliputi (1) kerjasama/keaktifan dalam kelompok, (2) uraian jawaban yang disampaikan dengan tepat dan jelas, (3) kelengkapan jawaban, (4) sikap dalam bertanya, berpendapat, dan mempresentasikan hasil diskusi.

Hasil asesmen tersebut dapat ditinjau kembali oleh guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa serta memperkirakan berhasil atau tidaknya materi teks laporan hasil observasi tersebut dicapai oleh siswa.

Kesesuaian dengan Kurikulum Merdeka

Implementasi LKPD terdiferensiasi ini sangat sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menghargai keberagaman gaya belajar. Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi guru untuk mengembangkan metode dan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga penerapan LKPD terdiferensiasi ini mendukung tujuan tersebut.

Selain itu, Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang bersifat inklusif dan personalisasi, di mana setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan gaya belajarnya. Dengan menggunakan LKPD yang dirancang khusus, siswa dapat lebih mudah memahami materi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Analisis Kelebihan dan Kekurangan

LKPD terdiferensiasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena materi disajikan dengan cara yang sesuai dengan preferensi belajar mereka, membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan. Dengan menyesuaikan metode pembelajaran dengan gaya belajar siswa, materi dapat diserap dengan lebih efektif.

Siswa lebih mudah memahami konsep dan mengingat informasi yang disampaikan. LKPD terdiferensiasi memungkinkan semua siswa, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus atau kesulitan belajar, untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Ini sejalan dengan prinsip inklusivitas dalam Kurikulum Merdeka.

Penggunaan LKPD terdiferensiasi juga digunakan oleh guru sebagai acuan dalam memilah dan memilih media ajar yang sesuai dengan macam-macam gaya belajar siswa. Adanya media ajar seperti tayangan video melalui kanal Youtube menjadikan materi ajar lebih konkret bagi para siswa dengan preferensi gaya belajar visual.

Pemberian teks bacaan dalam LKPD bagi siswa dengan gaya belajar read/write juga mendukung perkembangan kemampuan konsentrasi, ketelitian, dan merangkum informasi penting.

Kesimpulan

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk menyelaraskan pengembangan kompetensi abad 21. Salah satu prinsip dalam Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitas.

Penggunaan LKPD terdiferensiasi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk implementasi prinsip fleksibilitas karena memberikan berbagai pilihan tugas dan aktivitas yang sesuai dengan gaya belajar siswa.

Refleksi yang dituliskan oleh siswa kelas X (melalui media padlet) setelah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan LKPD terdiferensiasi menunjukkan mereka antusias dengan model pembelajaran terdiferensiasi;

Pelajaran Bahasa Indonesia kali ini seru soalnya tidak terlalu membingungkan dan saya senang karena sambil menyimak video.” (Informan A, 2024)

“Menyenangkan, sih. Kelompoknya juga seru. Materinya juga paham, Kok.” (Informan B, 2024)

“Seru banget karena tugasnya dikerjain bareng kelompok.” (Informan C, 2024)

Sumber Referensi

Fitriani, N., Sya ii, W., & Lestari, D. (2023). The impact of differentiated instruction on student engagement and academic performance. Journal of Education and Learning, 12(3), 215–230.

Fleming, Neil D, and Colleen Mills. “Not Another Inventory, Rather a Catalyst for Reflection.” To Improve the Academy 11, no. 1 (1992): 137–55.

Novita, K., Bare, Y., & Mansur, S. (2022). Pengembangan LKPD Materi Keanekaragaman Hayati Berbasis Model Problem Based Learning Kelas X SMA. Jurnal Biogenerasi, 7(2), 190-200.

Rezkia, Y., Fajrina, S., Fadilah, M., Rahmi, F. O., & Rahmi, Y. L. (2024, Mei). Validitas Pengembangan LKPD Berbasis PBL Terintegrasi Pembelajaran Berdiferensiasi Gaya Belajar pada Materi Perubahan dan Pelestarian Lingkungan. Jurnal Jeumpa: Jurnal Pendidikan Sains & Biologi, 11, 174-184. 10.33059/jj.vl11i1.9826

Sari, M. W., Alfan, M., & Maulana, M. I. (2024). Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis LKPD Find the Letter untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar. Journal of Language Literature and Arts, 4(11), 1172-1178.

Septiani, W., & Amir, A. (2023). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (E-Lkpd) Pada Materi Teks Negosiasi Siswa Kelas X Sman 1 Sarolangun. Simpati: Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Bahasa, 1(1), 80-92.

Srirahmawati, I., Hidayat, H., & Andang, A. (2024). Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Digital pada Pembelajaran IPAS untuk Mendukung Pembelajaran Terdiferensiasi. Edu Sociata: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 7(2), 91-99.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Wicaksono, R. A. P., & Hadi, S. (2024). Implementasi Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Materi Teks Berita Pada Siswa Kelas VII H SMP Negeri 13 Surabaya. Pragmatik: Jurnal Rumpun Ilmu Bahasa dan Pendidikan, 2(4), 156-165.

Widharyanto, B., & Pd, M. (2017). Gaya belajar model vark dan implementasinya di dalam pembelajaran keterampilan Berbahasa Indonesia. International Communication Through Language, Literature, and Arts, 69-84.

Zuhaida, K., Purnamasari, V., Saputro, S. A., & Muniarti, N. A. N. (2024). Analisis Pembelajaran Berdiferensiasi Produk Berbasis Problem Based Learning Kelas 1 Sdn Pandean Lamper 03 Semarang. CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif), 7(5), 451-463.

Baruta, Y. (2023). Asesmen Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka: Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Penerbit P4I.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*