
SALATIGA, KalderaNews.com – Gelombang keprihatinan dan desakan penyelesaian krisis internal di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) semakin meluas. Setelah sebelumnya suara kekecewaan datang dari alumni Sosiologi dan alumni asal Nusa Tenggara Timur (NTT), kini giliran warga jemaat Gereja Kristen Sumba (GKS) di Salatiga yang turut menyuarakan aspirasi mereka.
Pada Jumat pagi (16/5/2025), sekitar pukul 08.00 WIB, puluhan warga jemaat GKS menggelar aksi damai di depan Gedung A UKSW. Aksi bertajuk “GKS Bergerak!” ini bertujuan untuk menyampaikan pernyataan sikap secara terbuka terkait dinamika yang tengah terjadi di dalam kampus.
Koordinator aksi, Tania Malorung K., dalam orasinya menyampaikan keprihatinan mendalam jemaat GKS terhadap situasi yang berkembang di UKSW.
BACA JUGA:
- Kekecewaan Memuncak! Ribuan Mahasiswa UKSW Kembali Bergerak, Segel Gedung Administrasi Pusat (GAP)
- Posisi Kian Tersudut, Demo Rektor UKSW Makin Meluas
- Eskalasi Demo UKSW Kian Mengkhawatirkan, Kepercayaan Publik pada UKSW Terancam Tergerus
Sebagai salah satu gereja pendukung kampus ini sejak awal berdiri, mereka merasa memiliki tanggung jawab moral untuk ikut menanggapi situasi ini dan menyerukan agar ketidakadilan yang sedang terjadi tidak dibiarkan berlarut-larut.
Dalam pernyataan sikapnya, warga jemaat GKS mengajukan tiga tuntutan utama yang mendesak untuk segera direspon oleh pihak-pihak terkait:
- Sikap Tegas dari Pembina, Pengawas, dan Pengurus YPTKSW: Mereka mendesak agar Yayasan Pendidikan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) segera mengambil langkah konkret dan tegas untuk menyelesaikan persoalan internal yang berpotensi menimbulkan dampak negatif yang lebih besar.
- Penolakan terhadap Kepemimpinan yang Cenderung Arogan: Warga jemaat secara tegas menolak segala bentuk kepemimpinan yang dinilai arogan dan tidak sejalan dengan nilai-nilai Kristiani, terutama teladan Yesus Kristus yang menjunjung tinggi kerendahan hati dan keadilan.
- Tuntutan Sikap Rendah Hati dari Pihak Rektorat: Mereka menyerukan agar pihak rektorat menunjukkan sikap rendah hati dalam menghadapi dan menangani dinamika yang ada, serta segera menyelesaikan permasalahan secara bijaksana dan bertanggung jawab.
Aksi damai yang dilakukan oleh warga jemaat GKS ini semakin menambah tekanan bagi pihak universitas dan yayasan untuk segera menemukan solusi atas krisis internal yang sedang terjadi. Sebelumnya, alumni Sosiologi UKSW telah mengeluarkan pernyataan sikap yang menyoroti kebijakan sepihak dan kurangnya transparansi dari pimpinan universitas, serta menuntut pencabutan Surat Keputusan (SK) Rektor terkait pemberhentian pejabat struktural di Fakultas Hukum, pembekuan rektorat, dan pemberhentian Wakil Rektor.
Senada dengan itu, Alumni UKSW NTT juga telah menyampaikan seruan moral agar seluruh pihak di kampus mengedepankan kerendahan hati dan dialog terbuka untuk menyelesaikan masalah. Mereka bahkan mendesak agar Pembina YPTKSW mengambil alih sementara kepemimpinan fungsional rektorat mengingat belum adanya langkah konkret dan terbuka dari pimpinan universitas.
Dengan semakin banyaknya elemen masyarakat dan stakeholder yang turut bersuara, diharapkan pihak Pembina, Pengawas, dan Pengurus YPTKSW serta pihak Rektorat UKSW dapat segera mengambil langkah-langkah yang konstruktif dan transparan demi mengembalikan kondusifitas dan citra baik universitas yang telah berdiri kokoh selama ini. Lambannya penanganan krisis internal ini terbukti semakin memicu gelombang aksi dan keprihatinan yang lebih luas.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply