
SALATIGA, KalderaNews.com – Upaya Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) meredam gejolak internal melalui open forum bertajuk “Satya Wacana Berdialog” di Balairung UKSW pada Rabu, 4 Juni 2025, justru berakhir dengan ketegangan.
Dialog yang diharapkan menjadi wadah penyelesaian dinamika kampus ini, ternyata belum menemukan titik temu yang baik, bahkan memicu mosi tidak percaya dari mahasiswa kepada Rektor.
Forum dialog tersebut dihadiri oleh Pembina, Pengurus, dan Pengawas Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW), Pimpinan Universitas, Pimpinan Fakultas, serta pejabat struktural di lingkungan UKSW.
BACA JUGA:
- 3 Pejabat Senior FH UKSW yang Dicopot “Seret” Rektor Intyas Utami ke Jalur Hukum
- Dosen FH UKSW Tantang Rektor Bukti Tuduhan Mangkir 1,5 Tahun dan Hentikan Pembohongan Publik
- Rektor UKSW Buka Kartu dan Beberkan Upaya Mediasi Konflik Internal
Namun, suasana memanas ketika Senat Mahasiswa yang menuntut untuk ikut serta dalam dialog, tidak diizinkan masuk. Akibatnya, pihak rektorat dan Pembina terpaksa menggunakan alat pengeras suara agar proses dialog di dalam gedung dapat didengar oleh mahasiswa yang berada di luar ruangan.
Aksi protes mahasiswa berlangsung hingga larut malam, sekitar pukul 24.00 dini hari. Sebagai simbol ketidakpercayaan dan protes, mahasiswa menutup tulisan “Fostering” pada “Fostering Creative Minority” di depan gedung, menuntut agar simbol asli UKSW sebagai kampus Creative Minority tidak dikotori oleh simbol-simbol lain yang merusak
Statemen resmi mereka kemarin secara eksplisit menyatakan mosi tidak percaya kepada Rektor. Kekecewaan forum juga diperparah dengan ketidakhadiran Ketua Pembina/YPTKSW, dimana hanya anggota yayasan dan Pembina yang datang.
Di tengah situasi yang belum kondusif, desakan untuk segera menyelesaikan konflik internal UKSW terus menguat. Bahkan, para pejabat struktural dari Fakultas Hukum dikabarkan sudah mempersiapkan langkah hukum apabila kondisi dialog dan penyelesaian masalah terus berlarut-larut
Saat ini, forum-forum alumni di berbagai daerah juga sedang melakukan konsolidasi untuk menempuh langkah selanjutnya, menanggapi hasil forum yang buntu tadi malam,
Sebelumnya, Presidium Alumni Fakultas Hukum (FH) UKSW Peduli Almamater dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa, 3 Juni 2025 pukul 12.30 WIB di Gedung Fakultas Hukum, mendesak pimpinan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) untuk segera mencabut SK pemberhentian Prof. Dr. Umbu Rauta sebagai Dekan FH UKSW dan SK pengangkatan penggantinya, Prof. Dr. Christina Maya Indah Susilowati.
Alumni dari berbagai angkatan dan profesi ini khawatir reputasi FH UKSW tercoreng dan menyerukan dialog serta rekonsiliasi. Mereka mengancam akan menempuh jalur hukum jika akar persoalan konflik tidak diselesaikan.
Prof. Umbu Rauta sendiri telah mengajukan keberatan administratif kepada Rektor UKSW dan siap membawa kasus ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) jika upaya hukum administrasi tidak berhasil.
Presidium Alumni juga memperingatkan bahwa konflik ini dapat memicu krisis kelembagaan mendalam yang merusak reputasi akademik dan kepercayaan publik, serupa dengan konflik tahun 1995 yang membutuhkan waktu pemulihan lama.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply