DEPOK, KalderaNews.com- Sebuah video yang memperlihatkan kondisi masjid digembok di Kota Depok, Jawa Barat, belakangan menjadi viral dan menyedot perhatian netizen.
Dalam video tersebut, terlihat salah satu pengurus Masjid Al Mubarok menyampaikan pengunduran dirinya sebagai bentuk protes atas kebijakan penguncian masjid di luar waktu salat.
Kebijakan ini menuai sorotan karena dianggap menutup akses masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, untuk memanfaatkan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial.
BACA JUGA:
- Heboh Video Viral Siswa SD di Tulungagung Nyawer Biduan, Ternyata Inisiatif Wali Murid, Sekolah Ngaku Kecolongan
- Tangis Pecah! Viral Siswi SD di Jambi Lantunkan “Korban Perceraian” di Acara Perpisahan Sekolah
- Viral Anak SMP di Bandung Dijebloskan ke Sumur Hingga Berlumuran Darah Gegara Tolak Minum Tuak
Video yang pertama kali diunggah oleh akun Instagram Lambe Turah memperlihatkan pagar masjid yang dikunci dengan rantai. Pada pagar tersebut tertera tulisan besar berbunyi “dibuka saat sholat 5 Waktu.”
Suasana yang tergambar dalam video cukup menyentuh, apalagi saat terdengar suara dari perekam yang ternyata merupakan salah satu marbot masjid. Ia mengungkapkan rasa kecewanya terhadap kebijakan penutupan itu.
“Saya sebagai marbot masjid Al Mubarok mengundurkan diri sebagai marbot dan mengundurkan diri sebagai pengurus masjid. Kenapa? Karena masjid kita ini sekarang sudah digembok hanya dibuka pada waktu sholat,” katanya dengan nada lirih.
Marbot memilih mengundurkan diri, kecewa dengan keputusan masjid digembok
Ia menjelaskan bahwa penutupan masjid di luar jam salat tidak hanya berdampak pada akses jamaah, tetapi juga membuat anak-anak remaja kehilangan tempat untuk belajar dan berkumpul secara positif.
Dulu, para pengurus masjid bahkan sempat berdiskusi dengannya tentang bagaimana cara menarik minat remaja agar aktif di lingkungan masjid. Kini, situasinya justru berbanding terbalik.
“Dulu pengurus nanya ke saya gimana caranya biar remaja aktif di masjid. Sekarang faktanya, jangankan untuk aktif di masjid, untuk datang pun susah. Ini digembok,” ujarnya kecewa.
Marbot tersebut juga membantah anggapan bahwa kehadiran anak-anak dapat mengganggu ibadah. Ia menjelaskan bahwa anak-anak memang suka bermain di masjid, tetapi tetap menghormati waktu salat.
“Memang benar anak-anak main di masjid, tapi faktanya ketika sholat, mereka tidak bercanda. Ketika selesai sholat pun mereka berdoa. Mereka baru bercanda setelah Waktu sholat selesai,” tegasnya lagi.
Warganet sayangkan tindakan pengurus masjid
Video tersebut memantik berbagai komentar dari warganet yang menyayangkan keputusan menggembok masjid.
Banyak dari mereka menilai bahwa kebijakan tersebut bertentangan dengan semangat keterbukaan dan kebersamaan yang seharusnya menjadi ruh dari keberadaan masjid.
“Pas mau bangun minta sumbangan ke semua umat, pas sudah jadi berasa milik pribadi,” tulis seorang netizen dengan nada kesal.
“Masjid jangan dikunci, sejatinya masjid milik ummat bukan milik DKM,” timpal komentar lainnya.
Tak sedikit pula yang menyinggung keteladanan Rasulullah SAW dalam memperlakukan anak-anak di masjid.
“Padahal Rasulullah tidak pernah melarang anak-anak masuk ke dalam masjid walaupun mereka senang bermain di dalam masjid. Rasulullah membiarkan anak-anak mengenal masjid.”
Bahkan, ada komentar yang menyentuh sisi psikologis anak-anak:
“Celaka bagi orang yang mengunci, jangan heran kalau anak sekarang jarang ke masjid, karena mungkin dia waktu kecilnya trauma sama DKM.”
Kisah ini menjadi pengingat bahwa masjid, sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan umat, seharusnya terbuka bagi semua kalangan, termasuk generasi muda.
Kebijakan yang bertentangan dengan semangat keterbukaan bisa mengikis ikatan masyarakat terhadap masjid, tempat yang seharusnya menjadi ruang aman untuk tumbuh bersama dalam keimanan.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply