JAKARTA,KalderaNews.com–Pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) memberikan dukungan nyata kepada para tokoh agama dalam peringatan 50 tahun Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sebanyak 1.975 unit rumah subsidi disalurkan kepada para alim ulama sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka dalam membangun karakter bangsa.
Menteri PKP, Maruarar Sirait, menegaskan pentingnya peran para guru ngaji, dai, dan tokoh spiritual yang selama ini turut menjaga nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan.
BACA JUGA:
- Asyik! Ada Bansos PKH 2025 untuk Anak Sekolah, Begini Syarat dan Besarannya
- Ada Beasiswa Cendekia Muda 2025 yang Sedang Dibuka, Dapat Dana Pendidikan Hingga Rp15 Juta
- Peluang Menarik! Pendaftaran Beasiswa CIMB Niaga 2025, Ini Syaratnya!
“Kini saatnya guru ngaji juga bisa memiliki rumah subsidi pemerintah,” ujar Maruarar dalam acara Tasyakur Milad 50 Tahun MUI di Jakarta, Sabtu (26/7/2025).
Guru Ngaji dan Dai Mendapat Bantuan Rumah Subsidi
Dalam acara tersebut, Maruarar menyerahkan kunci secara simbolis kepada 25 orang guru ngaji dan guru agama penerima manfaat.
Selain penyerahan simbolis, ditandatangani pula Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian PKP, MUI, dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Kesepakatan ini mencakup penyediaan serta pemutakhiran data statistik dan program perumahan bagi para dai, guru ngaji, aktivis Islam, dan pegawai organisasi masyarakat Islam yang berada dalam naungan MUI.
Maruarar juga mengungkapkan bahwa saat ini terdapat backlog perumahan sebanyak 9,9 juta unit. Untuk mengurangi angka tersebut, pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan pro-rakyat, termasuk pembebasan BPHTB (yang sebelumnya dikenakan 5 persen), penggratisan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), serta pembebasan PPN untuk rumah di bawah Rp2 miliar.
“Kemudian yang baru dilanjutkan kemarin Pak, kami baru putuskan kemarin, PPN ditanggung pemerintah di bawah Rp2 miliar itu juga gratis buat rakyat Indonesia, Pak,” tuturnya.
Pemerintah targetkan penyaluran 350 ribu rumah subsidi ke petani, nelayan, buruh, perawat, hingga wartawan
Tahun ini, pemerintah menargetkan penyaluran 350 ribu rumah subsidi untuk berbagai kalangan, termasuk petani, nelayan, buruh, perawat, hingga wartawan.
Maruarar juga menyampaikan apresiasinya kepada MUI yang mendukung program renovasi 3 juta rumah tak layak huni dalam satu tahun. Menurut data, masih ada sekitar 26 juta rumah yang masuk kategori tidak layak huni.
Dua penerima rumah subsidi turut berbagi pengalaman. Anwar, seorang guru ngaji dari Yayasan Insan Madani Bogor, mengaku bersyukur bisa tinggal di rumah yang bersih, aman, dan dikelola dengan baik.
Sebelumnya ia mengontrak di Bekasi dengan harga hampir Rp1 juta per bulan. Kini, dengan cicilan Rp1,1 juta, ia sudah bisa memiliki rumah sendiri.
“Bayangin Pak Kyai, dengan ngontrak satu juta rupiah. Sekarang beliau ini, Pak Anwar dengan 1,1 juta, dia sudah bisa memiliki rumah sendiri Pak. Bukan dengan mengontrak lagi Pak. Cuma beda 100 ribu,” ucap Maruarar.
Hal serupa juga disampaikan oleh Mafaza Adinda Rosa, guru Bahasa Arab di Depok, yang merasa senang tinggal di rumah subsidi di Bekasi.
Menurutnya, lingkungan tempat tinggalnya nyaman dan warga setempat ramah, sehingga memudahkannya untuk beradaptasi.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply