KOLAKA TIMUR, KalderaNews.com – Seorang pelajar berusia 10 tahun di Kolaka Timur berinisial MA ditemukan bersimbah darah usai lehernya ditebas oleh seorang pemuda saat hendak berangkat mengaji.
Peristiwa mengerikan itu berlangsung sekitar pukul 06.30 Wita di Dusun I, Desa Wundubite, Kecamatan Poli-Polia, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara pada Jumat (5/9/2025) pagi.
Menurut penuturan saksi sekaligus adik korban, Wahyu, mereka berdua tengah mengendarai sepeda listrik menuju tempat mengaji.
BACA JUGA:
- Kepala Cabang Bank yang Tewas Dibunuh Penculik, Ternyata Alumni Unsoed Purwokerto
- 7 Orang Meninggal Dunia dalam Aksi 28–31 Agustus 2025, Siapa Saja?
- Inilah Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Tewas Terlindas Kendaraan Taktis (Rantis) Brimob di Tengah Demo
Namun, di tengah perjalanan, seorang pemuda bernama Rahmat Hidayat bin Burhanuddin (18) menghadang jalan mereka.
Rahmat kemudian menarik Mutmainah ke arah kebun, sementara Wahyu berhasil melarikan diri menuju lokasi pengajian untuk meminta pertolongan.
Beberapa saat kemudian, seorang warga bernama Laupe yang sedang dalam perjalanan menuju kebun dengan sepeda motor menemukan tubuh korban tergeletak di tepi jalan dalam kondisi berlumuran darah. Panik, ia segera mencari bantuan dan memanggil Muh. Yunus beserta istrinya, Kamariah.
“Saya lihat anak-anak terbaring di jalan berlumuran darah, langsung saya panggil Yunus dan istrinya,” ungkap Laupe.
Sesampainya di lokasi, Yunus berusaha menyadarkan korban. Saat tangannya ditepuk, korban masih menunjukkan respons dengan menggenggam tangan Yunus.
Dengan sigap, Yunus dan Laupe mengangkat korban ke dalam mobil untuk dilarikan ke RSUD Kolaka Timur. Sayangnya, meski sudah mendapatkan pertolongan medis, nyawa korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
Motif Pelaku Bunuh Korban: Sakit Hati Diejek
Suasana haru bercampur amarah mewarnai lokasi kejadian. Kamariah menangis histeris setelah mengetahui bahwa korban merupakan keponakannya sendiri.
Tak lama berselang, ayah korban tiba di lokasi dan langsung meluapkan emosinya dengan berteriak, “Siapa yang bunuh anakku.”
Dari keterangan awal kepada pihak kepolisian, pelaku Rahmat mengaku tega menghabisi korban karena merasa sering diledek.
“Korban setiap bertemu saya sering mengejek, mengacungkan jempol sambil bilang ‘kamu pendatang jangan sok-sokan’,” ujar Rahmat dalam pengakuannya.
Ia menambahkan, saat kejadian dirinya tengah menuju kebun untuk mencari rumput, lalu secara tiba-tiba menarik korban ke dalam kebun dan menebasnya dengan parang.
Kini, kasus tersebut tengah ditangani kepolisian setempat. Peristiwa ini membuat masyarakat sekitar sangat terpukul sekaligus marah, mengingat korban masih anak-anak dan saat itu sedang dalam perjalanan untuk mengaji.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply