JAKARTA, KalderaNews.com – Menteri Kesehatan ungkap penyebab keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Ada 8 bakteri, 2 virus, dan 2 zat kimia!
Kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di berbagai daerah ternyata disebabkan oleh perpaduan yang kompleks.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap daftar penyebab medis yang teridentifikasi.
BACA JUGA:
- Dokter Tan Shot Yen Sorot Penggunaan UPF di MBG, Apaan Tuh?
- Viral di Media Sosial, Wali Murid Sekolah Elite Tolak Program MBG, Warganet Ramai-ramai Mendukung
- Wali Murid SDIT Al Izzah Serang Tolak Program MBG, Ini Alasannya
Di Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Menkes Budi merinci, keracunan MBG bukanlah kasus tunggal, melainkan gabungan dari delapan jenis bakteri, dua jenis virus, serta dua zat kimia berbahaya.
“Ini penyebab-penyebabnya secara medis. Jadi ada yang bakteri, ada yang virus, dan ada juga yang kimia,” tegas Budi.
12 penyebab keracunan MBG
Hasil penelitian laboratorium menunjukkan adanya kontaminasi dari beragam mikroba dan zat toksik. Berikut daftar lengkap yang diungkap oleh Menkes:
- Bakteri: Salmonella, Escherichia coli, Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes, Campylobacter jejuni, Shigella
- Virus: Norovirus/Rotavirus dan Hepatitis A virus
- Zat Kimia (Toksikologi): Nitrit dan Scombrotoxin (Histamin)
SOP jadi biang keladi
Meski penyebabnya beragam, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menyatakan akar masalah terbesarnya adalah pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP) oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Kata Dadan, ketidakpatuhan terhadap SOP inilah yang membuka jalan bagi kontaminasi.
“Kejadian itu rata-rata karena SOP yang kita tetapkan tidak dipatuhi dengan saksama,” kata Dadan.
Pelanggaran krusial yang ditemukan meliputi:
- Waktu pembelian bahan baku: seharusnya dilakukan dua hari sebelum dimasak, tapi ditemukan SPPG yang membeli bahan baku hingga H-4.
- Rentang waktu penyiapan: waktu ideal dari penyiapan hingga makanan dikirim ke penerima manfaat adalah maksimal enam jam (optimal empat jam). Namun, ditemukan SPPG yang menghabiskan waktu lebih dari 12 jam, sehingga memberi waktu ideal bagi bakteri untuk berkembang biak.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply