The Path To Financial Freedom, EduFulus – Bursa saham Indonesia memasuki bulan Oktober 2025 dengan sentimen yang penuh tantangan, namun juga diselimuti harapan dari mitos populer pasar modal: Oktober sebagai ‘Bear Killer’ (Pembunuh Tren Lesu).
Setelah melewati gejolak yang didominasi faktor eksternal dan fenomena yang sempat dijuluki “Purbaya Effect” di pasar finansial, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini menguji kekuatan historisnya.
Data kinerja bulanan IHSG selama satu dekade terakhir (2015-2024) untuk menguji validitas mitos ‘Bear Killer’. Hasilnya menunjukkan reputasi Oktober cukup baik.
SIMAK JUGA: Apa itu “Bear Killer” Oktober? Saham-saham Bakal Mulai Melejit?
Dalam 10 tahun terakhir, IHSG tercatat menguat sebanyak 8 kali pada bulan Oktober dan IHSG hanya mengalami pelemahan sebanyak 2 kali. Hal ini memberikan probabilitas kenaikan yang kuat, mencapai 80%.
Secara historis, Oktober seringkali menjadi bulan di mana pasar berbalik arah menjadi positif setelah mengalami tren menurun yang panjang (bearish), meskipun pernah gagal di tengah Krisis Finansial AS tahun 2008.
Tantangan Eksternal dan Laporan Keuangan Emiten
Di tengah harapan tuah Oktober, IHSG menghadapi tantangan fundamental yang cukup berat.
Pasar global tengah diliputi ketidakpastian tinggi (badai sempurna dari eksternal) akibat kebuntuan politik di Amerika Serikat setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan pendanaan. Ketidakpastian semacam ini sangat dibenci oleh pasar.
Sentimen domestik juga akan sangat dipengaruhi oleh musim rilis laporan keuangan kuartal ketiga (Q3) 2025 yang dimulai pada bulan Oktober ini.
Hasil kinerja emiten akan menjadi penentu sentimen pasar domestik dan memengaruhi pergerakan IHSG hingga akhir tahun.
Meskipun demikian, harapan positif sempat muncul setelah rilis laporan analisis dari JPMorgan yang menaikkan target IHSG menjelang penutupan pasar saham RI pada 30 September 2025.
Kini, para pelaku pasar menantikan apakah mitos Oktober sebagai ‘Bear Killer’ akan kembali sakti di tahun 2025, ataukah tekanan global yang sempat diperparah oleh sentimen domestik (disebut Purbaya Effect) akan membuatnya kehilangan taji.
SIMAK JUGA: Ini Lho Perbedaan dan Persamaaan Window Dressing dan Santa Claus Rally
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus lainnya di Google News. Dus, jika Anda ingin bekerjasama dengan kanal EduFulus, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply