SEMARANG, KalderaNews.com- Kasus dugaan keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Tengah mengejutkan publik.
Setidaknya 2.700 siswa di 15 kabupaten/kota dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, hingga sakit perut usai mengonsumsi makanan dari program nasional tersebut.
Fenomena ini langsung menyedot perhatian masyarakat, terutama setelah muncul komentar Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, yang menyebut “perutnya kaget”.
BACA JUGA:
- Viral Menu MBG Depok: Pangsit Goreng dan Kentang Rebus Jadi Sorotan!
- Terjadi Lagi! Ratusan Siswa SD di NTT Keracunan MBG, Rumah Sakit Sampai Dirikan Tenda Darurat
- P2G: Guru Ikut Urus MBG, Makin Perberat Beban dan Pangkas Jam Pelajaran!
“Evaluasinya macam-macam. Kadang ada yang perutnya kaget, diare, itu hal biasa. Jadi jangan dibesar-besarkan, nanti malah bikin orang takut,” ucapnya.
Tidak berhenti di situ, Ahmad Luthfi kembali melontarkan pernyataan yang menuai perhatian. Ia dengan nada santai menyebut,
“Sing biasane makan Indomie dikasih spageti, ora cocok wetenge, jadi penyakit,” ujarnya dalam rapat koordinasi MBG yang digelar di GOR Jatidiri, Semarang, pada Senin (6/10/2025).
Ia menyampaikan bahwa siswa yang biasanya diberi makan mie instan lalu berubah menjadi spageti tidak cocok dengan perut mereka sehingga menjadi penyakit.
Tuai Gelombang Kritik di Media Sosial
Kedua pernyataan dari sang gubernur justru menimbulkan gelombang kritik di media sosial. Salah satu komentar yang ramai dibagikan berbunyi,
“Maaf pak gubernur, jangan bicara seperti itu. Kalau itu terjadi terhadap anak atau cucu bapak bagaimana? Prihatinlah atas kejadian itu, jangan dibuat bahan candaan. Itu nyawa dan aset masa depan anak bangsa, loh, Pak,” tulis seorang warganet.
Unggahan tersebut mendapat ribuan tanda suka dan komentar dukungan dari pengguna media sosial lainnya.
Banyak yang berharap pemerintah daerah lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan publik, terutama ketika menyangkut keselamatan anak-anak.
Meski demikian, Ahmad Luthfi tetap mengakui adanya kekurangan dalam pelaksanaan program MBG, terutama pada aspek kebersihan, sanitasi, dan kesiapan tenaga pelaksana di lapangan.
Ia menegaskan bahwa seluruh evaluasi akan difokuskan untuk mencegah kasus serupa di masa depan agar program makan bergizi gratis benar-benar aman dan bermanfaat bagi anak-anak sekolah.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply