Banyak Dikecam dan Dicecar, Panitia OMI Kemenag 2025 Perlu Banyak Belajar dari KSM dan OSN, Kemenag Masih Bungkam!

Poster OMI 2025 (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Ajang bergengsi Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) Kementerian Agama tahun 2025 yang seharusnya menjadi barometer prestasi siswa madrasah justru menuai kritik tajam.

Isu utama yang disoroti adalah kurangnya transparansi dalam sistem perangkingan (penilaian) hasil kompetisi.

Banyak pihak, termasuk para peserta, guru pendamping, dan pemerhati pendidikan, menyuarakan perlunya akuntabilitas yang lebih baik dari panitia penyelenggara terkait proses penentuan peringkat.

BACA JUGA:

fathan_alghani “Tolong berikan info yang lebih jelas, jangan biasakan memberkan info atau membuat postingan hanya sekedar formalitas. Malu setingkat kementrian agama gak yang ngasih info simpang siur gk jelas. Website setara anak sma yang bikin pakai AI.”

buchori999 “Knp yaa.. Pengumuman tdk di umumkan,.. Agar masyarakat atau anak didik yg ikut Omi bisa melihat dan mengevaluasi… Kok diumpetin seperti ijazahnya…. Si anu aja”

asharuddin.nasution ” Aneh, pengumuman nya tidak dapat diakses publik”

litiralentera “tolong transparansi poin dan jg rangking setidaknya ada di publikasikan jg, supaya lebih transparan”

nur_syim “Mohon untuk peringkat tingkat provinsi diumumkan ya bapak² ibu², minimal ranking 1 2 3 tiap provinsi”

atikatikasuryani ” Assalamualaikum..izin kan saya untuk memberikan kritik dan saran untuk penyelenggaraan OMI 2025..

  1. Kisi – kisi soal mohon dimasukkan di juknis. Soal tahun 2024 dan 2025 mohon agar dipublikasikan secara resmi sebagai acuan untuk siswa siswi belajar
  2. Untuk tidak ada lagi perubahan formasi peserta nya sperti tahun lalu perorangan 2 org, dan ada beregu, tahun ini beda lagi, per mapel 3 org..agar kami bisa mempersiapkan siswa siswi kami secara matang.
  3. Tahun ini nilai dan rangking tdk d tampilkan, mohon evaluasinya.
  4. Di juknis Tidak ada keterangan sistem poin
    Terimakasih atas kesempatan yg telah diberikan..mohon maaf jika ada salah perkataan..wassalam

wndiindy_ “@atikatikasuryani betul Bu sy sangat setuju👍🏻 tahun ini sangat kurang transparansinya, kami tidak bisa mengukur sampai dimana kemampuan anak2 karena tdk bisa melihat skornya”

muna.khaira “Saya juga kecewa dg sistem omi yg skg, dl waktu ksm anak saya smpe provinsi juara 3. Utk thn ini cuma juara 1 aja yg di rilis. Harusnya 2 dan 3 jua ada. Heran saya😢”

kresno2016 “Kok diumpetin, buat apa sih ..? tolong dikasih link pengumuman….”

nur_muhamad20 “Seperti biasa, event sks (sistem kebut semalam)🤣 jadwal gak jelas, nggak ada transparansi, sistem yang gonta ganti. Emang bener sih mottonya “Ikhlas Beramal”, kalo mau ikut event ini harus “Ikhlas” menerima segala ketidakjelasannya😂”

Permasalahan Transparansi OMI 2025

Pengumuman hasil tanpa nilai dan peringkat. Banyak peserta kecewa karena pengumuman hasil seleksi tingkat kabupaten/kota tidak menampilkan nilai dan peringkat individual, sehingga tidak bisa digunakan sebagai evaluasi kinerja.

Perbandingan dengan KSM. Kontras dengan penyelenggaraan OMI, peserta membandingkan dengan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) sebelumnya yang dianggap lebih terbuka dalam hal hasil penilaian.

Tuntutan peserta. Banyak peserta telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengikuti OMI, sehingga mereka merasa perjuangan mereka tidak mendapat apresiasi yang proporsional tanpa sistem perangkingan yang terbuka.

Kritik di media sosial. Keluhan terhadap pelaksanaan OMI ramai disuarakan di berbagai media sosial, menyoroti aspek kurangnya transparansi dalam hasil penilaian.

Kebutuhan Akan Keterbukaan Metodologi

Kritik utama yang muncul adalah tidak adanya kejelasan yang memadai mengenai bagaimana skor akhir dihitung dan bagaimana peringkat para peserta ditentukan. Beberapa poin yang menjadi sorotan:

  • Kejelasan Skor: Peserta dan pendamping menuntut panitia untuk mengumumkan secara rinci skor masing-masing peserta di setiap tahapan kompetisi, bukan hanya peringkat final.
  • Metode Perangkingan: Terdapat desakan agar metodologi atau formula yang digunakan untuk menggabungkan berbagai komponen penilaian (jika ada) diumumkan secara terbuka. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada subyektivitas dalam penentuan pemenang.
  • Akses Data: Keterbukaan akses terhadap data hasil penilaian dianggap krusial untuk memverifikasi keakuratan dan keadilan hasil yang diumumkan.

Dampak pada Integritas Kompetisi

Kurangnya transparansi dalam proses penilaian dikhawatirkan dapat merusak integritas OMI sebagai kompetisi ilmiah yang kredibel. Kritikus berpendapat bahwa kompetisi ilmiah harus didasarkan pada prinsip objektivitas dan kejujuran data.

“Jika sistem perangkingan tidak transparan, bagaimana peserta dan publik bisa yakin bahwa hasil yang dikeluarkan benar-benar mencerminkan prestasi akademik terbaik? Hal ini bisa memicu spekulasi dan mengurangi semangat peserta di masa depan,” ujar salah satu pengamat pendidikan madrasah.

Pihak Kementerian Agama (Kemenag) dan panitia OMI 2025 diharapkan segera merespons kritik ini dengan memberikan klarifikasi menyeluruh dan, yang terpenting, menjamin bahwa mekanisme penilaian dan perangkingan akan dilakukan secara terbuka dan akuntabel demi menjaga kepercayaan publik dan integritas kompetisi madrasah.

Hingga kini pihak panitia dari kemenag juga belum memberikan klarifikasi terkait transparansi yang dipertanyakan publik.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*