The Path To Financial Freedom, EduFulus – Pasar aset kripto Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan masif. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total nilai perdagangan aset kripto telah menembus angka Rp409,56 triliun sepanjang Januari hingga Oktober 2025.
Bersamaan dengan itu, jumlah investor kripto juga melonjak hingga mencapai 18,61 juta per September 2025.
SIMAK JUGA: OJK Tidak Main-main Proses Izin 2 Bursa Kripto Baru, Persaingan Sehat Jadi Katalis Positif
Di tengah euforia adopsi massal ini, exchange kripto Pintu, merilis data internal yang memberikan gambaran jelas mengenai peta preferensi trader domestik, membagi tren berdasarkan jenis perdagangan: spot dan derivatif.
Bitcoin Tetap Raja, Koin Meme dan Altcoin Tumbuh Signifikan
Menurut Iskandar Mohammad, Head of Product Marketing Pintu, insight ini didapatkan dari data internal yang dihimpun selama tiga kompetisi trading yang telah diadakan oleh Pintu, mencerminkan aktivitas perdagangan riil para partisipan.
1). Dominasi di Perdagangan Spot (Jangka Panjang/Kepemilikan Murni)
Dalam segmen perdagangan spot—yang umumnya mewakili strategi kepemilikan jangka panjang atau perdagangan berbasis fundamental—nama-nama besar masih mendominasi, namun diselipkan oleh token baru yang menunjukkan daya tarik spekulatif lokal:
- Bitcoin (BTC): Kehadiran BTC di posisi puncak perdagangan spot adalah hal yang wajar. Sebagai aset kripto pertama dan terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, BTC sering dianggap sebagai “emas digital” dan aset safe haven di ruang kripto.
- Moodeng (MOODENG): Masuknya Moodeng, yang diasumsikan sebagai altcoin atau meme coin yang populer secara lokal, menunjukkan adanya minat kuat dari trader Indonesia terhadap proyek-proyek dengan potensi volatilitas tinggi atau yang didorong oleh komunitas.
- XRP (XRP): Token yang terkait dengan Ripple ini menunjukkan bahwa trader juga memiliki minat pada aset dengan utilitas pembayaran lintas batas, atau mungkin dipengaruhi oleh sentimen positif seputar perkembangan regulasi globalnya.
2). Preferensi di Perdagangan Derivatif (Leverage dan Volatilitas)
Beralih ke perdagangan derivatif (Futures), yang melibatkan leverage dan menarik trader yang mengincar keuntungan cepat dari volatilitas harga, preferensi trader menunjukkan fokus pada aset dengan pergerakan harga yang lebih dinamis:
- Bitcoin (BTC): BTC tetap menjadi favorit di derivatif, membuktikan likuiditas dan volatilitasnya yang tinggi ideal untuk short-selling maupun long-selling dengan leverage.
- Solana (SOL): Solana dikenal sebagai “pembunuh Ethereum” dengan kecepatan transaksi tinggi dan ekosistem DeFi yang berkembang pesat. Kehadirannya menunjukkan trader Indonesia aktif memanfaatkan pergerakan harga yang cepat dari blockchain generasi baru.
- Pepe (PEPE): Masuknya Pepe, sebuah meme coin yang berbasis komunitas, menyoroti kecenderungan trader derivatif Indonesia untuk bertaruh pada aset dengan volatilitas ekstrem, di mana leverage dapat memperbesar keuntungan (maupun kerugian) dari pergerakan harga yang didorong spekulasi.
“Dari sisi perdagangan derivatif, BTC, Solana (SOL), dan Pepe (PEPE), menjadi token-token favorit yang dipilih trader,” tegas Iskandar Mohammad.
Data ini secara keseluruhan mengindikasikan bahwa trader Indonesia memiliki portofolio yang terpolarisasi.
Satu sisi menunjukkan fondasi investasi yang kuat pada aset utama (BTC, XRP), sementara sisi lainnya menunjukkan selera risiko tinggi yang diwujudkan melalui perdagangan cepat pada altcoin dinamis (SOL) dan meme coin spekulatif (MOODENG, PEPE) di kedua segmen pasar.
SIMAK JUGA: Lebih Ngeri dari Peretasan, Kejahatan Kripto Merembet ke Dunia Nyata
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus lainnya di Google News. Dus, jika Anda ingin bekerjasama dengan kanal EduFulus, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply