PADANG, KalderaNews.com – Bencana hidrometeorologi masif yang melanda Sumatera, dari Padang hingga Medan dan Langsa, telah memicu krisis darurat. Selain memutus akses jalan dan merendam ribuan rumah, sektor pendidikan menjadi salah satu yang paling cepat terpengaruh.
Pemerintah Kota Padang dan Pariaman, Sumatera Barat, mengambil langkah darurat dengan meliburkan total seluruh aktivitas belajar mengajar di tingkat SD dan SMP per Kamis, 27 November 2025.
Keputusan ini diambil menyusul bencana banjir dengan ketinggian air mencapai satu meter yang merendam pemukiman dan memutus akses utama, seperti jalur Pariaman–Sicincin.
BACA JUGA:
- 5 Link Resmi Pemprov DKI Jakarta untuk Pantau Titik Genangan dan Status Siaga Banjir secara Real-Time
- 1.835 Sekolah di Bali Terdampak Banjir, Ini Rincian Sebarannya di Tiap Kabupaten/Kota
- Inilah 30 Sekolah yang Terdampak Banjir di Bali
“Betul, dan surat edarannya sedang kami siapkan,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Padang, Yopi Krislova.
Sekolah Beralih Fungsi: Dari Kelas Menjadi Tempat Pengungsian
Di tengah lumpuhnya aktivitas sekolah, institusi pendidikan justru mengambil peran vital sebagai benteng penyelamat nyawa.
- Padang: Wali Kota Padang, Fadly Amran, segera meminta dapur Sekolah Pusat Pengembangan Guru (SPPG) yang beroperasi dialihkan untuk menyediakan makanan bagi pengungsi. “Saya sudah minta dapur SPPG untuk mengalihkan makanan yang tadinya untuk siswa sekolah, dialihkan untuk pengungsi. Karena sekolah sudah diliburkan,” tegasnya.
- Langsa: Di Kota Langsa, Aceh, warga Kampung Melayu yang terdampak banjir setinggi pinggang orang dewasa terpaksa diungsikan ke SD Negeri 11 yang berada di kawasan tersebut.
- Sibolga & Tapanuli Tengah: Di Sumatera Utara, korban banjir dan longsor diungsikan ke beberapa tempat, termasuk SMPN 5 Parombunan (Sibolga) dan Gelanggang Olahraga (GOR) Pandan, Tapteng.
Situasi ini menegaskan fungsi ganda sekolah sebagai infrastruktur kritis yang harus siaga menjadi tempat evakuasi dan logistik darurat ketika terjadi bencan.
Libur Sekolah di Medan dan Mandailing Natal
Menyusul banjir dan cuaca ekstrem yang melanda Kota Medan, Disdikbud Kota Medan belum mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah secara serentak.
Saat ini, Disdikbud menyerahkan kebijakan untuk meliburkan atau melanjutkan proses belajar mengajar kepada kepala sekolah masing-masing, sambil melihat perkembangan kondisi cuaca.
Libur sekolah atau pengalihan ke pembelajaran daring (online) baru akan diterapkan secara resmi dan menyeluruh jika cuaca ekstrem di Kota Medan semakin meningkat dan tidak memungkinkan siswa untuk belajar di sekolah.
Sementara itu Bupati Mandailing Natal, H. Saipullah Nasution, mengeluarkan Surat Edaran Nomor 420/3362/DISDIKBUD/2025 pada Rabu (26/11/2025) yang memberlakukan libur sementara bagi seluruh satuan pendidikan (PAUD, TK, SD, SMP) yang terdampak banjir dan/atau akses jalannya terputus.
Poin-poin penting edaran libur Madina:
- Masa Libur: Dimulai 26 November 2025 hingga kondisi dinyatakan aman.
- Kegiatan Belajar: Proses belajar mengajar dialihkan menjadi Belajar dari Rumah (Daring/Luring).
- Tujuan Libur: Digunakan untuk kesiapsiagaan, evakuasi warga sekolah yang terdampak, serta pemantauan sarana dan prasarana sekolah.
- Pelaporan: Kepala sekolah wajib melaporkan kondisi sekolah kepada Dinas Pendidikan.
Sejalan dengan Madina, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI juga mengeluarkan pemberitahuan libur untuk tingkat SLTA (SMA-SMK) di tiga wilayah: Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal.
Libur ini berlaku selama dua hari, yaitu Kamis, 27 November hingga Jumat, 28 November 2025, di mana siswa diinstruksikan untuk belajar dari rumah.
Ancaman Bibit Siklon dan Cuaca Ekstrem
Keputusan meliburkan sekolah ini didukung penuh oleh peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, memperingatkan potensi cuaca ekstrem di Sumbar hingga 29 November 2025.
Cuaca ekstrem ini dipicu oleh adanya bibit siklon tropis 95B di Selat Malaka yang menyebabkan suplai uap air meningkat drastis.
Sementara itu, di Kota Medan, banjir disebut sebagai yang terparah, merendam rumah hingga Jalan Dr Mansyur. Walaupun belum ada instruksi libur masif, laporan warga menyebutkan: “Sebagian sekolah meliburkan diri” untuk menghindari risiko keselamatan siswa.
Saat ini, seluruh kepala daerah mengimbau warga tetap waspada dan ASN yang tidak terdampak diminta tetap membuka kantor camat dan lurah untuk menjadi tempat evakuasi sementara, mempercepat proses penanganan di tengah keterbatasan personel rescue.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnyadi Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply