
JAKARTA, KalderaNews.com – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap tahun pada tanggal 2 Mei. Tanggal 2 Mei dipilih lantaran bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hajar Dewantara, pahlawan nasional yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
Peringatan Hardiknas tersebut ditetapkan setelah adanya Surat Keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.
BACA JUGA:
- Inilah Pedoman Lengkap Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2022
- Ini Ungkapan dan Harapan Jujur Sejumlah Tokoh di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021
- Rayakan Hardiknas, Ini 7 Film tentang Hubungan Istimewa Guru dan Murid yang Layak Ditonton
Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia lahir dari lingkungan keluarga Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta, yang merupakan salah satu kerajaan pecahan Dinasti Mataram selain Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegaran.
Dia menamatkan sekolah di ELS (Sekolah Dasar Belanda), lantas melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Tetapi ia tamat akibat sakit yang dideritanya.
Pada masa muda, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai aktivis sekaligus jurnalis pergerakan nasional yang pemberani. Ia menjadi wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
Ia juga sempat bergabung dengan Boedi Oetomo (BO) di Batavia (Jakarta) pada 20 Mei 1908, kemudian keluar dan mendirikan Indische Partij (IP) bersama Cipto Mangunkusumo serta Ernest Douwes Dekker atau Tiga Serangkai pada 25 Desember 1912.
Melalui tulisan, dia menyampaikan kritik terhadap dunia pendidikan di Indonesia yang kala itu hanya boleh dinikmati para keturunan Belanda dan orang kaya saja.
Melalui Ki Hajar Dewantara, kata “Indonesia” dipakai di kancah internasional untuk pertama kalinya. Hal itu ia lakukan saat mendirikan kantor berita dengan nama Indonesische Persbureau di Den Haag.
Ia juga bergabung dengan Indische Vereeniging (IV) ketika di Belanda. Indische Vereeniging (IV) merupakan organisasi pelajar Indonesia di Belanda. Pada 6 September 1919, Ki Hajar Dewantara dipulangkan ke tanah air.
Dia mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa di Yogyakarta. Ia mengajarkan filosofi yang terkenal di dunia pendidikan, yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani”.
Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia di kabinet pertama di bawah pemerintahan Sukarno.
Pada tanggal 28 April 1959, Ki Hajar Dewantara wafat di Yogyakarta. Atas perjuangannya, ia mendapat julukan Bapak Pendidikan Indonesia, dan tanggal lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply