SURABAYA,KalderaNews.com – Akhirnya, Dekanat secara resmi mencabut surat pembekuan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Airlangga. Gegara ditelpon menteri ya?
“Pembekuan dilakukan karena penggunaan diksi BEM FISIP yang dianggap tidak sesuai dengan kultur akademik,” ujar Dekan FISIP Unair, Prof. Bagong Suyanto.
Ia mengatakan, penting untuk menjaga marwah akademik serta mendorong mahasiswa agar menghindari bahasa yang kasar dalam kegiatan politik.
BACA JUGA:
- Mendiktisainstek Cabut Surat Pembekuan BEM FISIP Unair, Buntut Karangan Bunga Satire
- Kirim Karangan Bunga Satire untuk Presiden Prabowo dan Wakilnya, BEM FISIP Unair Dibekukan
- Selamat! AHY Menteri ATR/BPN Lulus Ujian Terbuka Doktoral di UNAIR, Ini Judul Disertasi yang Diangkat
“Kami paham apa yang disuarakan BEM FISIP itu menjadi hak mereka. Saya sebagai Dekan memastikan bahwa BEM juga tidak lupa pada marwah akademiknya,” ujar Prof. Bagong.
Prof. Bagong pun mengungkapkan pembekuan dilakukan karena hal tersebut viral di media sosial yang memicu kekhawatiran terhadap pelanggaran etika akademik.
“Waktu itu kita tidak bisa langsung bertemu dengan BEM, karena libur. Mungkin kalau tidak hari libur bisa langsung bertemu, dan tidak pakai surat pembekuan,” ujarnya.
Ditelpon Menteri
Sebelumnya, Dekanat telah membekukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unair.
Pembekuan ini berkaitan dengan pemasangan karya seni satire berupa karangan bunga yang ditujukan untuk merayakan pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Karangan bunga tersebut pun lantas viral di media sosial.
Namun selang beberapa hari, Mendiktisainstek, Satryo Brodjonegoro justru meminta Rektorat Universitas Airlangga (Unair) agar mencabut surat pembekuan BEM FISIP Unair.
Menteri Satryo mengatakan, melalui telpon ia meminta Rektor Unair, Mohammad Nasih segera menyelesaikan persoalan di FISIP Unair.
“Saya sudah memberi tahu Rektor Unair agar membatalkan pembekuan BEM FISIP Unair,” ujar Menteri Satryo.
Kebebasan akademik di lingkungan kampus, menurut Menteri Satryo, harus tetap terjaga lewat ragam saluran kritik.
“Itu tetap harus. Kampus harus bebas akademik,” tegas Satryo.
BEM akan tetap kritis
Sementara, Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah Bachtiar menyatakan komitmennya untuk tetap kritis serta terus menyuarakan aspirasi dengan tetap berada dalam koridor akademik.
“Kami akan tetap kritis dengan tidak keluar dari koridor akademik, dan karangan bunga kemarin memang bentuk ekspresi teman-teman. Kami bertekad tetap kritis, tegak dan berani,” tegasnya.
Dengan pencabutan SK pembekuan ini, BEM FISIP Unair bisa melanjutkan peran sebagai wadah aspirasi mahasiswa dengan penuh tanggung jawab.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply