Rektor UKSW Buka Kartu dan Beberkan Upaya Mediasi Konflik Internal

Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Prof Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak
Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Prof Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak (KalderaNews/Dok. UKSW)
Sharing for Empowerment

SALATIGA, KalderaNews.com – Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Intiyas Utami, memaparkan secara detail berbagai upaya mediasi dan kronologi konflik internal yang terjadi di lingkungan kampus, khususnya terkait dengan evaluasi kinerja dan pemberhentian sejumlah pejabat fakultas.

Dalam penjelasannya saat audiensi terbuka bertajuk “Open Forum bersama Rektor Intiyas’”di Balairung Universitas pada Jumat (16/05/2025) lalu,, Rektor mengungkapkan berbagai percakapan informal dan formal yang telah dilakukannya dengan pihak-pihak terkait, termasuk upaya untuk meredam tensi dan mencari solusi terbaik.

Rektor mencontohkan percakapannya dengan salah satu pimpinan fakultas (yang disebut “Kakak”) terkait surat teguran dan isu Permenristek. Ia mengaku telah mengajak berdiskusi secara kekeluargaan dan meminta agar isu surat teguran tidak dibesar-besarkan di rapat fakultas demi menjaga kondusivitas.

BACA JUGA:

Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada salah satu staf dengan memberikan fasilitas sekolah agar dapat segera menyelesaikan studinya.

“Sudahlah surat teguran itu kan untuk Kakak, ngapain dibawa di rapat fakultas cukup kakak dan aku yang tahu supaya mengingatkan Kakak jangan diulang lagi,” ungkap Rektor menirukan percakapannya menekankan keinginannya untuk menyelesaikan masalah secara internal.

Namun, Rektor menyayangkan munculnya surat-surat keberatan lanjutan dari Fakultas Hukum yang memperpanjang polemik, bahkan menyeret nama pihak lain. Ia mengaku memilih untuk meredam situasi dan menahan diri agar tidak merespons secara langsung yang justru bisa memperkeruh suasana.

Ia juga menjelaskan kronologi berbagai surat menyurat dan pertemuan yang telah dilakukannya sejak Desember lalu, termasuk upaya memberikan apresiasi, undangan bertemu pimpinan universitas, hingga surat teguran. Ia merasa telah memberikan ruang yang cukup bagi pihak-pihak terkait untuk menyampaikan pandangan dan pembelaan.

“Jadi 3 bulan itu saya menahan diri untuk menimbang-nimbang sebenarnya ini sudah tidak sesuai fakta integritas, tapi saya masih beri ruang berkomunikasi kok, tapi kok nolak terus ya,” ujarnya menggambarkan upayanya untuk menjaga komunikasi.

Ia juga menegaskan bahwa keputusannya untuk memberhentikan sejumlah pejabat fakultas didasarkan pada klausul statuta terkait ketidakmampuan bekerja sama dan demi melindungi kepentingan mahasiswa agar tetap terlayani dengan baik. Ia mencontohkan kasus dosen yang mangkir hampir satu setengah tahun dan belum segera ditindak.

“Apakah saya tidak boleh menggunakan klausul statuta itu, bahwa saya tidak bisa bekerja sama, kalau saya meminta ditolak, meminta dibantah? Apakah saya harus membiarkan mahasiswa saya tidak terlayani dengan baik karena ada satu dosen yang mangkir hampir 1 setengah tahun dan tidak segera ditegur-tegur?” tanya Rektor retoris menekankan tanggung jawabnya terhadap mahasiswa.

Terkait pengembalian salah satu dosen ke yayasan, ia menjelaskan bahwa hal itu merupakan bagian dari upaya memberikan ruang klarifikasi atas tuduhan menghambat kerja sama. Ia juga menyoroti adanya ketidaksesuaian dalam implementasi penugasan mata kuliah, meskipun sudah ada arahan dari pimpinan universitas.

Di akhir penjelasannya, rektor menyambut baik usulan adanya forum terbuka lanjutan dengan mahasiswa dan bersedia membahas tata cara serta moderatornya agar dialog dapat berjalan tuntas dan tidak dibawa ke ranah publik yang lebih luas. Ia mengingatkan bahwa UKSW adalah “rumah bersama” yang sebaiknya diselesaikan permasalahannya secara internal.

Diketahui, sebuah open forum “Satya Wacana Berdialog” akan diselenggarakan oleh Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Balairung UKSW pada Rabu, 4 Juni 2025 mulai pukul 16.30 WIB.

Ia lantas menyampaikan permohonan maaf, jika dalam kepemimpinannya terdapat kekurangan dan menegaskan komitmennya untuk melayani yang terbaik bagi Satya Wacana, sesuai dengan cara dan kemampuannya. Ia bahkan mengungkapkan isi puisinya yang menggambarkan upayanya untuk menyatukan berbagai perbedaan di kampus dengan keterbatasan yang dimilikinya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*