JAKARTA, KalderaNews.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa program pemberian interactive flat panel (IFP) atau smartboard tidak akan menjadi program mangkrak.
Langkah antisipasi menyeluruh telah disiapkan untuk memastikan program digitalisasi pembelajaran ini berjalan efektif.
Dalam acara Penandatanganan Kerja Sama (PKS) Ditjen GTKPG Kemendikdasmen di Jakarta, Jumat (12/9/2025), Mu’ti menekankan bahwa salah satu kunci sukses program ini adalah dengan melatih para guru.
BACA JUGA:
- Beda dengan Kemendikdasmen, SMA Kolese Gonzaga Justru Tegaskan Siswa Berhak Berpartisipasi dalam Demokrasi
- Kemendikdasmen Rilis SE 14/2025: Sekolah Optimalkan Senam dan Jeda Ceria!
- Kemendikdasmen Keluarkan Surat Edaran 14/2025, Sekolah Wajib Terapkan Gerakan 7 KAIH Terbaru
“Kami latih gurunya sehingga kekhawatiran IFP itu mangkrak sudah kami antisipasi dari awal,” ujar Mu’ti.
Ia menambahkan, “Karena saya selalu menyampaikan smartboard itu harus disertai dengan smart teacher. Kalau board-nya smart, teacher-nya tidak smart, maka bisa semaput.”
Dukungan Infrastruktur dan Materi Pembelajaran
Selain pelatihan guru, Mendikdasmen juga berkomitmen untuk mengatasi masalah infrastruktur. Kementerian siap membantu pembangunan listrik tenaga surya bagi sekolah yang belum memiliki listrik atau dayanya kurang memadai. Selain itu, Kemendikdasmen juga bekerja sama dengan BAKTI Komdigi untuk membangun infrastruktur jaringan internet di sekolah penerima smartboard.
Mu’ti menyebutkan, program ini juga didukung dengan 2.500 paket materi pembelajaran yang sudah disiapkan. Materi ini akan menjadi bagian tak terpisahkan dari penggunaan papan pintar tersebut.
Fungsi Smartboard sebagai Penunjang, Bukan Pengganti Guru
Mu’ti juga membantah isu yang menyebutkan bahwa smartboard akan mengurangi atau bahkan menghilangkan peran guru di kelas. Ia menegaskan, smartboard hanyalah alat bantu, dan interaksi tatap muka di kelas tetap menjadi prioritas.
“Saya ingin tegaskan juga bahwa dengan adanya materi tersebut tidak berarti guru tidak hadir di kelas, tetap ada guru yang mengajar,” tegasnya. “Kami pastikan adanya IFP itu guru tetap harus aktif di kelas sebagai fasilitator.”
Terkait distribusi, Mendikdasmen akan memberikan 288.000 unit IFP tahun ini kepada sekolah yang bersedia menerimanya. Mu’ti menanggapi isu adanya sekolah yang menolak pemberian alat tersebut.
“Bila ada yang merasa tidak mau menerima, maka kami dengan senang hati akan mengambil kembali pengiriman ke sekolah itu. Kalau memang sekolah yang bersangkutan tidak bersedia menerima,” pungkas Mu’ti.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com


Leave a Reply