Bitcoin “Rebound” ke $90.000! Ngarep The Fed dan Redanya ‘Gejolak’

Kripto
Kripto (EduFulus/Ist)
Sharing for Empowerment

The Path To Financial Freedom, EduFulus – Setelah sempat tertekan, harga Bitcoin (BTC) kembali unjuk gigi dengan menembus level krusial US$90.000 pada Kamis (27/11/2025).

Kenaikan ini terjadi di tengah “reli aset berisiko” global, yang dipicu oleh dua faktor utama: meredanya volatilitas pasar dan optimisme pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini melonjak lebih dari 3% ke level tertinggi harian US$90.232,52 (Data Coinmarketcap).

SIMAK JUGA: Badai Bear Market Terjang Bitcoin, Anjlok 30% dari Puncak, Buy atau Bye Nih?

Kenaikan ini mengakhiri fase konsolidasi di kisaran high US$80.000 dan mengembalikan fokus investor ke target harga yang lebih ambisius.

Dari Anjlok $1 Triliun Menuju Level Kritis

Sebelumnya, pasar kripto sempat terguncang hebat pada awal Oktober 2025, yang menghapus lebih dari US$1 triliun nilai pasar aset digital menyusul ancaman kenaikan tarif global.

Koreksi tersebut membuat harga Bitcoin anjlok 36% dari rekor tertingginya.Namun, sentimen bearish tampaknya mulai berbalik.

“Level harga Bitcoin di kisaran tinggi US$80.000 pekan ini menjadi area konsolidasi setelah tren turun selama beberapa minggu terakhir,” ujar Jasper De Maere, desk strategist di Wintermute.

Peran The Fed, ETF dan Liburan yang Sepi

Reli Bitcoin kali ini bergerak selaras dengan pasar saham. Meningkatnya keyakinan bahwa The Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga membuat aset berisiko kembali dilirik.

Menariknya, meskipun likuiditas di pasar tipis menjelang libur Thanksgiving di AS, fenomena ini justru mempermudah lonjakan harga.

  • Likuiditas Rendah: “Kemungkinan pergerakan harga yang tajam belakangan ini dipengaruhi oleh pasar yang sepi menjelang libur. Dengan likuiditas yang rendah, pergerakan harga jadi lebih mudah terjadi,” jelas Adam McCarthy, analis riset di Kaiko.
  • ETF Kembali Dilirik: Setelah serangkaian penarikan, ETF Bitcoin BlackRock di AS mencatat arus masuk dana segar. Secara keseluruhan, ETF Bitcoin membukukan arus masuk sekitar US$130 juta pada 25 November 2025, memberikan sinyal positif kembalinya partisipasi institusi.

Taruhan Bullish Kembali Mendominasi

Perubahan sentimen juga terlihat di pasar derivatif. Data Coinglass menunjukkan adanya peningkatan permintaan posisi beli (long) pada Bitcoin perpetual futures.Dana Positif:

Pendanaan (funding rate) untuk kontrak tersebut kini kembali positif, mengindikasikan dominasi taruhan bullish setelah sempat negatif di awal pekan.Target $100.000: Di bursa Deribit, opsi beli (call options) dengan target harga US$100.000 kini mencatat open interest terbesar—menggantikan fokus sebelumnya pada proteksi di level US$80.000 dan US$85.000.

“Kondisi ini membuat pasar kripto berada dalam posisi siap untuk kembali naik,” kata Spencer Hallarn, Global Head of OTC Trading di GSR, merujuk pada telah menurunnya posisi long spekulatif dalam beberapa pekan terakhir.

Dengan meredanya volatilitas dan sentimen bullish yang kembali menguat, investor kini menguji apakah fase terburuk dari koreksi harga Bitcoin telah berlalu, membuka jalan untuk pengujian level harga yang lebih tinggi.

Prospek Institusional Indonesia Tetap “Cerah”

Di tengah koreksi beberapa hari terakhir, para pelaku industri di Indonesia menyatakan bahwa prospek pertumbuhan investor institusional di dalam negeri dinilai tetap positif, bahkan menjanjikan.

Berdasarkan data Coinmarketcap per Selasa (25/11/2025) pukul 17.43 WIB, Bitcoin (BTC) menyusut hampir 5% dalam sepekan terakhir ke level US$86.799,38.

Aset kripto lainnya turut melemah tajam, termasuk Ethereum (ETH) yang merosot hampir 6% menjadi US$2.907,63, serta BNB yang anjlok 7,46% ke US$855,07.

Indonesia di Peringkat 7 Global: Bukti Minat Institusional

Di tengah tekanan harga, Calvin Kizana, CEO Tokocrypto, menyatakan bahwa kondisi saat ini hanyalah “price action” yang biasa, dan secara fundamental, pasar kripto masih dalam tren bullish jangka panjang.

Calvin menunjuk pada data Global Crypto Adoption Index 2025 yang menempatkan Indonesia di posisi ke-7 dunia, mengungguli negara maju seperti Amerika Serikat.

“Bayangkan, kripto masih sangat baru di Indonesia. Tapi dengan pertumbuhan sedemikian cepatnya, Itu sudah melibas investor saham,” ujar Calvin Kizana di Jakarta Barat, Rabu (26/11/2025).

Menurut Calvin, arus masuk institusi justru menguatkan fundamental pasar. Ia menyarankan investor untuk melihat kripto dalam jangka panjang.

“Sekarang (harga Bitcoin) US$87.000-an kan. Nah tahun depan mungkin jelek-jeleknya US$120.000-an. Jadi masih lumayan kalau saat sekarang masuk untuk investasi,” tambahnya.

Tantangan Adopsi dan Kondisi Harga

Namun, optimisme ini diimbangi dengan pandangan yang lebih hati-hati mengenai kecepatan adopsi.Christopher Tahir, Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar, mengakui bahwa memang sudah ada institusi di Indonesia yang mulai melirik aset digital.

Namun, ia mencatat bahwa pertumbuhannya tidak semasif di AS karena adopsi kripto masih dianggap rumit oleh sebagian besar korporasi.

Menariknya, Christopher melihat tekanan jual masif yang sedang terjadi justru membuat institusi enggan bergerak saat ini.

“Prospeknya cerah, namun mungkin bukan saat yang tepat juga, mengingat kondisi harga yang masih tinggi,” pungkas Christopher mengindikasikan bahwa para investor institusional mungkin menunggu titik masuk yang lebih menguntungkan sebelum menjadikan kripto sebagai diferensiasi aset kelolaan mereka.

Dengan adanya koreksi harga yang terjadi, pasar kini menunggu pergerakan lebih lanjut dari institusi domestik: akankah mereka memanfaatkan harga yang terkoreksi atau justru menunda masuk karena risiko pasar?

SIMAK JUGA: Mini Akademi Crypto FLOQ, Gratiskan Edukasi Hapus Stigma Aset Digital yang Rumit

* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan di konten EduFulus, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*