Perguruan Tinggi Perlu Sharing Dosen Kayak Gojek

Wapres Jusuf Kalla
Wakil Presiden Muhammmad Jusuf Kalla, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dan Rektor Universitas Tanri Abeng, Tanri Abeng saat peresmian Jusuf Kalla Entrepreneurial Leadership Centre di Universitas Tanri Abeng (KalderaNews/Ristekdikti)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Perusahaan dan perguruan tinggi memiliki kesamaan dalam berkembang di era revolusi industri 4.0, yaitu semakin berkurangnya lokasi fisik dari perguruan tinggi maupun perusahaan. Oleh sebab itu, perguruan tinggi perlu memahami apa yang perlu diprioritaskan dalam bersaing di era revolusi industri 4.0, dimana sharing economy dan berkolaborasi dengan banyak kalangan profesional menjadi semakin penting.

“Kalau Gojek sharing dengan pengemudi, universitas sharing dengan dosen. Mahasiswanya boleh dari macam-macam. Profesornya boleh dari macam-macam negara, mengajar menjadi sharing,” ungkap Wakil Presiden Jusuf Kalla saat meresmikan Jusuf Kalla Entrepreneurial Leadership Centre di Universitas Tanri Abeng.

BACA JUGA:
Life after TIAS: Working at Rabobank as a Business Intelligence Software Engineer
Ini Alasan Pengumuman SNMPTN 2019 Dipercepat Jadi 22 Maret 2019
Catat Nih, UTBK I Tutup 24 Maret 2019, UTBK II Tutup 1 April 2019

Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir yang turut hadir meresmikan pusat kajian tersebut menyatakan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta tidak boleh lagi berbangga telah berprestasi di dalam negeri tanpa memperhatikan kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri dalam era revolusi industri 4.0.

“Ini menandakan perguruan tinggi tidak bisa lagi mengandalkan (kinerja) dalam negeri saja. Biasanya perguruan tinggi yang mengandalkan di dalam negeri itu merasa besar, tapi di dunia kecil. Oleh karena itu perlu kolaborasi,” ungkap Menristekdikti.

Tanri Abeng selaku Rektor Universitas Tanri Abeng pun menegaskan perguruan tingginya sudah bekerja sama dengan delapan perguruan tinggi dari Inggris, Australia, dan Korea Selatan dalam bentuk blended learning (gabungan antara online learning dengan perkuliahan tatap muka).

“Kami sudah membangun yang dinamakan aliansi strategis dimana kita bisa membangun kerja sama sehingga foreign unviersities tidak perlu membangun gedung yang besar (di Indonesia) yang pasti biayanya mahal.” (LF)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*