
JAKARTA, KalderaNews.com – Pandemi Covid-19 nampaknya belum akan berakhir. Pandemi ini nyatanya telah memberikan pengaruh di segala aspek kehidupan. Selama masa karantina massal ini, orang harus bertahan di dalam rumah; bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
BACA JUGA:
- Uni Eropa Telah Gelontorkan 350 Juta Euro Guna Atasi Corona di ASEAN
- 4 Skema Program Erasmus+ dari Uni Eropa untuk Universitas-universitas di Indonesia
- Bayang-bayang WTO dan Uni Eropa di ARISE+ Indonesia
- Interview Charles-Michel Geurts: Fokus Kerjasama Uni Eropa-Indonesia di Bidang Pendidikan
- Blue Book 2019: Inilah 4 Capaian Utama Kerjasama Uni Eropa-Indonesia 2018
- Destriani Nugroho: Keistimewaan dan Keunggulan Beasiswa Erasmus Plus dari Uni Eropa
Para pengusaha mesti memutar otak agar bisnisnya tetap berjalan. Para pekerja pun berjibaku kala bekerja dari rumah. Sementara yang lain harus banting setir karena mengalami pemutusan hubungan kerja. Para pelajar juga harus berjuang belajar dari rumah dengan aneka tantangannya.
Nah, pandemi Covid-19 ini, menurut pengajar Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Unika Atma Jaya Jakarta, Efendi Haslim Hong, ternyata juga telah mengubah perilaku konsumen; mungkin termasuk kita. Efendi Haslim mencatat ada tiga perubahan tersebut, yaitu:
Pertama, akibat langsung dari social distancing, konsumen beralih melakukan pembelian dengan low contact alias online. Di saat toko-toko tradisional tutup, konsumen pun beralih melakukan pembelian secara online. Maka, tak heran jika bisnis online justru kian marak di tengah pandemi ini. Kebiasaan baru konsumen ini diprediksi akan bertahan cukup lama.
Kedua, konsumen introvert akan semakin menikmati gaya hidup cocooning. Istilah ini diperkenalkan oleh futurist Faith Popcorn untuk menunjukkan orang yang menikmati hidup dalam kesendirian serta menjauhi interaksi dengan orang lain secara langsung.
Selain itu, pandemi ini juga membuat masa depan datang lebih cepat. Peralatan hiburan Augmented Reality (AR), di mana orang bisa menikmati jalan-jalan secara virtual ke negara lain atau hiburan lain hanya melalui sebuah headset AR, akan semakin dicari. Industri gaming dan E-Sport juga akan semakin berjaya.
Ketiga, masyarakat akan semakin peduli dengan kesehatan. Isu kesehatan akan menjadi perhatian dunia global. Maka, konsumen akan terus belajar mengonsumsi makanan sehat, minum suplemen dan multivitamin, serta melakukan olah raga.
Selain itu, masyarakat juga akan makin religius, apalagi di tengah masa yang sulit. Maka, kebutuhan akan konseling dan coaching kesehatan mental secara online akan semakin tinggi pada masa-masa mendatang. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply