BMKG Belum Punya Bukti Kuat Suhu dan Kelembapan Memengaruhi Penyebaran Covid-19

Mendung di Langit Jakarta
Mendung di Langit Jakarta (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Beberapa penelitian awal menyatakan bahwa penyebaran penyakit Covid-19 ikut dipengaruhi oleh kondisi suhu dan kelembapan udara Indonesia yang beriklim tropis dengan suhu dan kelembapan tinggi.

Peneliti dari Pusat Informasi Perubahan Iklim Kedeputian Klimatologi BMKG, Supari, PhD mengatakan korelasi antara suhu dengan kasus Covid-19 sangat mungkin disebabkan oleh sifat alami suhu yang meningkat seiring musim bersamaan dengan meningkatnya kasus Covid-19 karena proses menyebarnya virus semakin meningkat pada Maret hingga April 2020).

Hal ini ditegaskannya di acara web seminar (webinar) membahas Iklim, Kualitas Udara dan Lingkungan Pada Masa Pandemi Covid-19, Jumat, 12 Juni 2020.

Hadir selaku narasumber yakni Guru Besar Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Prof. Dr. Ir. Syafrudin, MT, CES yang membahas terkait “Kondisi lingkungan pada kondisi pandemic Covid-19”, Kedeputian Klimatologi BMKG Pusat Informasi Perubahan Iklim, Supari, PhD yang membahas “Faktor Iklim dalam kasus Covid-19 di Indonesia”.

BACA JUGA:

Lalu ada juga dari Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Siswanto, MSc yang membahas “Kualitas Udara dan Emisi Gas Rumah Kaca pada Masa Pandemik Covid-19 di Indonesia” dan Alberth C Nahas, MCC dari Stasiun GAW BMKG Kototabang yang membahas “Informasi Indeks UV dalam Masa Pandemic Covid-19 di Indonesia”.

Dari kajian yang dilakukan tim Kedeputian Klimatologi BMKG didapati bahwa memang betul suhu berkorelasi positif dengan Covid-19, sementara kelembapan udara (RH) berkorelasi negatif pada kasus harian Covid-19.

Mayoritas kasus harian di Indonesia terjadi pada range suhu dan kelembapan tertentu. Range suhu dan kelembapan yang berkaitan dengan kasus corona juga sangat mungkin karena batasan klimatologis.

Sayangnya, kajian yang dilakukan BMKG ini tidak ada bukti yang cukup kuat bahwa suhu dan kelembapan memengaruhi penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia.

“Meskipun kajiannya terbatas berbasis studi literatur & pemodelan, namun hasilnya sangat berarti terutama dalam menghadapi situasi New Normal Covid-19. Kajian BMKG telah menjadi salah satu masukan dalam penetapan PSBB oleh pemerintah,” tutur Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

“Teman-teman dari Kedeputian Klimatologi telah berhasil memanfaatkan cuaca & iklim, dengan melahirkan produk baru berupa prakiraan cuaca untuk berjemur & prediksi sebaran Ultraviolet yang mendapat sambutan postif dari publik,” imbuhnnya.

Ia menambahkan setiap pagi produk tersebut telah dimanfaatkan oleh publik dan hal ini merupakan salah satu contoh betapa dinamisnya kebutuhan masyarakat dan bagaimana BMKG berhasil memanfaatkan data cuaca & iklim untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*