
JAKARTA, KalderaNews.com – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto menjelaskan pendidikan vokasi pada dasarnya memiliki beberapa jenjang yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Diploma 1 (D1), Diploma 2 (D2), Diploma 3 (D3), dan Sarjana Terapan.
Saat ini, Ditjen Diksi lebih menguatkan pada jenjang Diploma 4 (D4) atau Sarjana Terapan, dimana Diploma 3 (D3) didorong untuk upgrade ke Sarjana Terapan.
Penguatan lainnya yaitu Pascasarjana (S2) Terapan. Melalui langkah ini, Ditjen Diksi mendorong terbentuknya S3 Terapan.
BACA JUGA:
- Pekan Pendidikan dan Penelitian WINNER Bahas Aspek Pendidikan Vokasi dengan Swasta
- SMK di Indonesia Tidak Kalah dengan Sekolah Vokasi di Jepang
- Rangsang Hubungan Asmara Vokasi dan DUDI, Kemendikbud Gelontorkan 3,5 Triliun
“Kita ingin adanya link and super match, di mana Vokasi dan dunia kerja industri harus ‘menikah’ (dengan dunia industri). Nantinya terdapat paket-paket serta kebijakan mengenai hal tersebut,” ungkap Wikan.
Pendidikan vokasi dirancang untuk link and super match. So, peserta didik tidak khawatir jika minat dan bakatnya adalah pendidikan vokasi karena kurikulumnya akan disesuaikan dengan dunia industri.
“Satu prodi itu kita rancang untuk ‘dikawinkan’ minimal dengan lima industri yang kuat, selanjutnya kita juga akan kembangkan soft skill, sarana dan prasarana, serta kerja sama dengan luar negeri. Jadi, jangan ragu untuk memilih vokasi,” pesan Wikan.
Terobosan lainnya dari Ditjen Diksi adalah program Diploma 2 fast track yang dihasilkan dari ‘pernikahan’ antara SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi.
“SMK tiga tahun diikuti dengan tiga semester Diploma 2 (D2). Pada dua semester akhir dalam pendidikan D2 itu full dual system yaitu magang sambil kuliah di industri,” tandas Wikan.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply