SMK dan Politeknik di Pedalaman Sulit Dapatkan Partner Industri

Peserta didik di SMP Katolik Kuala Dua, Dusun Kuala Dua, Kuala Dua, Kecamatan Kembayan, Sanggau, Kalimantan Barat
Peserta didik di SMP Katolik Kuala Dua, Dusun Kuala Dua, Kuala Dua, Kecamatan Kembayan, Sanggau, Kalimantan Barat (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengaku prihatin di daerah terpencil dan pedalaman, termasuk di Kalimantan Timur, banyak sekali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Politeknik yang ternyata tidak mudah mendapatkan partner industri untuk mendukung praktek kerja industri.

Keprihatinan ini diutarakannya baru-baru ini dalam rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

BACA JUGA:

“Kesejahteraan gurunya kurang, kemudian juga sarpras (sarana dan prasarana), terutama ruang praktik siswa itu Pak Menteri, banyak sekali menjadi keluhan.”

“Banyak sekali peralatan yang sangat tertinggal dibandingkan dengan kondisi real atau tuntutan di industri,” imbuh Hetifah.

Catatan lainnya yakni mengenai sertifikasi. Keluhan yang muncul yakni tidak diakuinya sertifikasi yang mereka miliki, meski siswa telah mengikuti magang maupun uji kompetensi.

Ia pun menegaskan hal ini menjadi catatan kurang baik bagi dunia pendidikan.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*