JAKARTA, KalderaNews.com – Siswi SMA di Bengkulu Tengah berinisial MS dikeluarkan dari sekolah lantaran menghina Palestina melalui aplikasi TikTok. Dalam video itu, si siswi mengumpat dan mendukung penyerangan yang dilakukan ke Palestina.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti memberi tanggapan. Ia turut prihatin dengan keputusan pengeluaran siswi SMA dari sekolah.
BACA JUGA:
- Kepala Dinas Pendidikan Jakarta Akui Langgar Rekomendasi KPAI
- Jangan Sampai Jadi Klaster Baru, Begini 5 Rekomendasi KPAI Bila Sekolah Dibuka Kembali
- Boleh Ditiru, Dua Sekolah Ini Menjadi Contoh Baik Persiapan PTM Terbatas
“KPAI tentu prihatin dengan dikeluarkannya MS pembuat konten TikTok yang diduga menghina Palestina. MS sebagai peserta didik kehilangan hak atas pendidikannya. Padahal sudah berada di kelas akhir,” ujar Retno.
Retno meminta agar dinas pendidikan di Bengkulu memenuhi hak pendidikan si siswi. “Dinas Pendidikan harus memenuhi hak atas pendidikan MS, karena dikhawatirkan banyak sekolah menolak MS. KPAI akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu untuk pemenuhan hak atas pendidikan bagi MS,” kata Retno.
Retno juga mengatakan agar MS dibantu untuk bisa diberikan konseling agar tidak mengulangi kembali perbuatannya di masa mendatang dan memperbaiki diri.
Retno juga memnita agar orang tua mengawasi anak-anaknya, terutama dalam menggunakan media sosial. “KPAI mendorong para orang tua untuk mengedukasi dan mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan media sosial,” katanya.
Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Jumeri mengatakan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas pendidikan terkait kasus pengeluaran siswi SMA.
Kemendikbudristek tidak memiliki kewenangan terhadap keputusan pengeluaran siswi SMA dari sekolah itu. Semua wewenang sekolah berada di bawah tanggung jawab pemerintah daerah.
Tetapi, Jumeri menjelaskan, Kemendikbudristek akan terus mendorong diskusi positif dengan harapan bisa menyelesaikan kasus pengeluaran siswi SMA tersebut. Hal itu dilakukan bersama pemerintah daerah dan dinas terkait.
Sebelumnya, MS diketahui membuat video di TikTok yang diduga mengandung muatan penghinaan terhadap Palestina. MS sendiri telah meminta maaf. Ia juga mengaku siap menerima semua risiko atas perbuatannya.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!


Leave a Reply