
TANGERANG, KalderaNews.com – Cara menanam tanaman sekarang ini sudah sangat modern sehingga bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu di antara banyak caranya yaitu menanam tanaman dengan metode hidroponik.
Istilah hidroponik ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Penyangga tanamannya biasanya menggunakan batu apung, kerikil, sekam, serbuk gergaji, rockwool, dan sebagainya. Teknik menanam yang satu ini mulai banyak digunakan oleh masyarakat di perkotaan karena biasanya lahan di perkotaan tidak seluas lahan di pedesaan.
Hidroponik (bahasa Inggris: hydroponic) adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
BACA JUGA:
- Joyfull Learning di SMA Santa Ursula Bikin Pelajaran Kimia Jadi Mengasyikkan
- Wow, SMA Santa Ursula BSD Peringkat I di Semua Jurusan Saat UN 2018
- Inilah 20 SMA Swasta Terbaik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Berdasarkan Nilai Rerata Tertinggi UTBK 2020
Nah, ternyata Sekolah Santa Ursula BSD juga memiliki sebuah rumah hidroponik. Sekolah yang mulai dibangun pada bulan Juli 1990 ini ternyata memiliki sebuah tempat yang dikhususkan untuk menanam, merawat, dan memanen sayuran yang ditanam secara hidroponik.
Tempat tersebut diberi nama Green House. Seperti namanya, tanaman yang ditanam di sana mayoritas merupakan sayuran berdaun hijau. Letaknya ada di bagian belakang gedung SMP-SMA Santa Ursula BSD dan dekat dengan jalan raya Serpong. Siapa pun bisa melihat bangunannya jika melewati kawasan Sekolah Santa Ursula BSD.
Sebagaimana ditulis Fransiska Putri Setiawati di situs resmi Santa Ursula BSD, Lisianawati menjelaskan berdirinya Green House ini diawali dengan adanya pelatihan tentang hidroponik yang diikuti oleh beberapa tenaga pendidik.
Setelah selesai pelatihan, pihak Yayasan Santa Ursula BSD, dalam hal ini Suster Francesco membuatkan Green House sebagai langkah tindak lanjut dari pelatihan tersebut.
Green House yang dibuat ini juga sudah dilengkapi dengan berbagai instalasinya yang sekarang ada di halaman Santa Ursula BSD. Green House ini juga dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Peserta didik yang tentunya didampingi oleh tenaga pendidik diperbolehkan menanam tanaman secara berkelompok sampai pada proses panen. Nantinya hasil panen tersebut bisa dijual kepada peserta didik dan tenaga pendidik yang berminat.
Secara umum, ada berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh warga Sekolah Santa Ursula BSD di dalam Green House ini, mulai perawatan instalasi, penyemaian sayur yang akan ditanam, penanaman jika hasil semaian sudah siap untuk ditanam, pemupukan secara teratur untuk tanaman yang sudah tumbuh, proses panen sayur sesuai dengan waktunya.
Biasanya varian tanaman yang ditanam secara hidroponik yaitu berbagai sayur-mayur antara lain bayam, kangkung, pakcoy, caisim, selada, dan sawi putih. Penanaman varian sayur juga disesuaikan dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh tenaga pendidik dan pihak yang merawat area Green House ini.
Di tengah adanya pandemi Covid-19, perawatan Green House tetap produktif. Perawatan ini dilakukan oleh beberapa tenaga pendidik dan karyawan yang memang berminat.
Selama tahun 2020 saja sudah sudah memanen sebanyak tiga kali untuk sayur pakcoy, sawi hijau, dan kangkung. Saat ini, mereka baru merawat satu area tanam bayam dan pembibitan caisim.
Keuntungan yang dapat dirasakan saat memiliki Green House adalah kami bisa makan sayur yang sehat dengan hasil tanam sendiri. Selain itu, kami bisa termotivasi untuk menanam sayuran secara hidroponik di rumah masing-masing.
Walaupun proses penanaman secara hidroponik ini memiliki banyak keuntungan, tetapi kami juga pernah mengalami gagal panen. Penyebabnya antara lain karena terjadi mati listrik sehingga irigasi ikut terhenti. Di saat itu, kebetulan peserta didik dan tenaga pendidik sedang libur.
Selain itu, pernah terjadi kerusakan pada pompa air di sana. Terjadinya kejadian bocor atau meluapnya air dari tempat tanam sehingga terbuang pupuk yang sudah dituang juga menjadi salah satu faktor gagal panen.
Masalah eksternal seperti saluran irigasi yang tersumbat dan sayuran yang terserang hama juga mengakibatkan sayuran yang sudah ditanam tidak tumbuh dengan baik. Semua faktor gagal panen ini bisa teratasi jika aktivitas penanaman terpantau dengan baik oleh tenaga pendidik dan peserta didik.
Maka, memang diperlukan observasi dan pemeliharaan yang berkala terhadap tanaman dan instalasi hidroponik. Hal ini bertujuan untuk mencegah gagal panen dari faktor eksternal. Harapan kami agar panen sayur bisa berlimpah dan semuanya dapat bertumbuh dengan baik.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply