
BANDUNG, KalderaNews.com – Sebanyak 19 SMP Ursulin dari berbagai provinsi di Indonesia bersatu menggelar acara Cetury: Useful Generation pada Sabtu, 23 April 2022. Acara ini dimaksudkan untuk menggali inspirasi dari sosok muda sebagai acuan para remaja untuk menata masa depan di tengah tantangan useless generation dan memupuk semangat persatuan antar sekolah Ursulin se-Indonesia.
Melalui acara ini anak-anak muda diharapkan tetap berkembang dan menjadi generasi yang useful meski masih di tengah pandemi. Hadir selaku narasumber memberikan inspirasi yakni Pegiat Lingkungan Hidup Bea Bethari, Penerima Penghargaan Kick Andy Heroes Albertus Tan dan Pendamping Komunitas Pemuda Katolik RD. Antonius Haryanto yang mengulas tema useful generation untuk Tuhan dan sesama.
BACA JUGA:
- Kembangkan Pola Pikir Entrepreneurship, Kampus Santa Ursula Bandung Siap Hadapi Tantangan Abad 21
- Sekolah Santa Ursula BSD Ternyata Punya Lahan Hidroponik untuk Pembelajaran
- Joyfull Learning di SMA Santa Ursula Bikin Pelajaran Kimia Jadi Mengasyikkan
Ketua Pusat Yayasan Pendidikan Ursulin (PYPU), Suster Ferdinanda Ngao, OSU dalam sambutannya menyampaikan useful generation adalah generasi yang beriman, berkarakter dan cerdas.
“Generasi ini terlalu penting bagi gereja, bangsa dan negara. Kita semua tahu mereka adalah aset terpenting dari semua aset-aset lainnya. Mereka lah yang menentukan kemajuan kehidupan gereja, bangsa dan negara,” tegasnya.
Di balik tema ini ia pun yakin tersirat sebuah hasrat positif useful generation yang mengatakan “kami ini ada dan siap meneruskan cita-cita generasi pendahulu.”
“Untuk menjadi useful generation di era perubahan zaman yang tidak menentu dan penuh tantangan yang tidak ringan, kalian membutuhkan kekokohan batin yang kuat dengan berpegang teguh dan penuh komitmen menghayati nilai-nilai serviam.”
Di samping itu, dalam menghadapi berbagai tawaran menggiurkan sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi yang sering kali berbenturan dengan nilai-nilai serviam, ia mendorong peserta didik untuk meningkatkan kemampuan melakukan refleksi.
Tidak hanya itu, ia juga mendorong agar anak-anak untuk bisa memilah mana nilai yang benar dan sesuai dengan nilai serviam dan mana yang tidak sesuai sebelum membuat keputusan dalam membuat pilihan-pilihan terhadap nilai yang benar, yakni benar secara imani, benar secara moral dan benar berdasarkan nalar yang sehat.
“Dengan ini semua kalian akan tumbuh menjadi useful generation. Jadilah pribadi-pribadi yang kokoh dalam iman, karakter dan kecerdasan,” pungkasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply