
JAKARTA, KalderaNews.com – Tahun ajaran baru 2021/2022 dimulai pada Senin, 12 Juli 2021. Sayangnya, PPKM masih diberlakukan di Jawa Bali hingga 20 Juli 2021. Sehingga, pelaksanaan PTM secara terbatas harus disesuaikan lagi kondisinya mengingat pada PPKM darurat seluruh pembelajaran harus dilaksanakan secara daring.
PTM terbatas telah direncanakan pada tahun ajaran baru ini, tetapi kasus Covid-19 yang meningkat membuat kebijakan ini perlu disiasati lagi. Satuan pendidikan, siswa, dan wali murid perlu menyiapkan strategi pembelajaran agar psikologis dan imun para pelajar tetap terjaga dengan baik dalam kondisi ini.
BACA JUGA:
- Di Luar Jawa dan Bali Boleh Ada PTM Terbatas, Maksimal 50 Persen Biar Tak Learning Loss
- FSGI: Sekolah Tatap Muka Awal 2022, Tapi 70 Persen Siswa Harus Divaksin
- Akibat PPKM Darurat, Pemkot Malang Tunda PTM dari TK hingga SMP
Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Sri Wahyuningsih, menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong para guru untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi pembelajaran.
Peningkatan kreativitas dan inovasi pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan layanan pembelajaran terbaik bagi peserta didik. Terlebih di tengah situasi yang tidak mudah seperti masa pandemi ini.
Learning loss merupakan risiko yang muncul dari pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus melalui daring ini. Salah satu hal yang dapat ditandai dari learning loss adalah adanya indikasi kemunduran perilaku dan karakter baik yang selama ini sudah terbentuk.
Sri Wahyuningsih mengajak seluruh unsur dalam pendidikan untuk bahu-membahu mengembalikan salah satu tanda learning loss seperti misalnya kedisiplinan yang bergeser karena anak-anak mengalami pola pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya.
“Mari kembalikan mental disiplin, mandiri, kreatif. Inovasi serta mental critical thinking mereka,” tandas Sri. Menurut Sri juga, yang tidak kalah penting adalah di tengah keterbatasan saat ini, baik sekolah maupun orang tua harus bisa mempersiapkan imun dan psikologis anak-anak agar tetap terjaga dan hak belajar tetap diperoleh.
PTM terbatas tentu akan meningkatkan kekhawatiran bagi para wali murid. Kondisi kesehata anak menjadi fokus utama selain kemampuan akademik. Oleh karena itu IDAI memberikan beberapa rekomendasi dan saran agar guru dan tenaga kependidikan sudah divaksin sebelum digelarnya PTM terbatas.
Inilah rekomendasi dan saran IDAI untuk PTM terbatas yang akan dilaksanakan tahun ajaran ini:
- Sekolah harus menyediakan fasilitas cuci tangan dengan sabun dan sanitasi sekolah yang layak.
- Pemeriksaan swab secara berkala.
- Kegiatan belajar mengajar di luar ruangan (out door).
- Membuka jendela kelas dan menggunakan HEPA filter.
- Saat PTM terbatas harus dibentuk dalam kelompok belajar kecil sehingga kontak tracing lebih mudah.
- Hindari kerumunan dengan mengatur jadwal masuk dan pulang siswa.
- Murid diwajibkan menggunakan masker.
- Anak dengan komorbiditas dianjurkan tetap sekolah daring.
Komorbidatas pada anak misanya adalah asma, penyakit jantung bawaan, kanker, kurang gizi, kelainan autoimun, diabetes mellitus, dan kelainan bawaan lain.
Data dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo menyebutkan bahwa anak yang berisiko terpapar Covid-19 adalah anak yang memiliki penyakit ginjal, penyakit jantung, kanker, obesitas, gizi buruk, penyakit autoimun, kelainan bawaan, dan tuberculosis.
Yang terpenting adalah menjaga anak tetap dalam kondisi fit dan sehat dengan perlengkapan kebutuhan nutrisi yang cukup. Orang tua harus memperhatikan makanan dan suplemen, serta memantau berat badan dan tinggi badan secara berkala.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply