
YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menciptakan mesin yang dinamai Grimiss. Mesin ini dibuat untuk membantu peningkatan produksi kerupuk kulit kakao di Dusun Pringtali, Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta.
Inovasi ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Iptek (PKM-PI) yang juga didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Grimiss adalah gabungan implementasi mesin grider, mixer, dan press. Mesin ini dibuat unuk membantu produksi kerupuk kulit kakao yang ada di Dusun Pringtali.
Beberapa mahasiswa yang tergabung dalam program ini adalah Titin Resiana, Ammaru Bisandyaloka, Galih Prasongko, dan Amalia Aqilatul Nafisah. Mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu ini lalau bekerja menciptakan mesin yang dapat digunakan masyarakat untuk meningkatkan produksi krupuk kulit kakao.
BACA JUGA:
- Instiper Yogyakarta Gandeng Astra International Dampingi Pengrajin Gula Kelapa
- PPDB Zonasi di Yogyakarta Tak Optimal, Guru Kewalahan Hadapi Kemampuan Siswa yang Beragam
- Universitas Mercu Buana Yogyakarta Gandeng UPSI Malaysia Bahas Kesehatan Mental Milenial
“Tim bekerja sama dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi dari pengelolaan produksi kulit kakao,” ujar Titin.
Pendamping PKM-PI yang juga dosen Hubungan Internasional UMY, Sugito mengatakan, inovasi dari mahasiswa ini diharapkan mampu meningkatkan produksi kerupuk kulit kakao. Selain itu, proses produksi dengan Grimiss menjadi semakin higienis dan sehat.
“Program PKM-PI UMY ini tidak saya berinovasi pada mesin namun juga melihat prospek pemasaran dari produk kulit kakao,” ujar Sugito.
Diakui bahwa produk krupuk kulit kakao ini merupakan produk yang unik dan masih jarang dikembangkan. Untuk itu, produk ini memiliki prospek yang besar jika bisa berkembang. Prospek pemasaran olahan krupuk kulit kakao masih sangat terbuka.
Karena alasan itulah, tim PKM-PI mengupayakan sebuah alat yang nantinya dapat mendukung proses produksi kulit kakao. Mesin Grimiss dibuat untuk mengatasi permasalahan produksi yang masih mengandalkan tenaga secara manual dan sederhana.
Setelah mesin Grimiss selesai dibuat, tim PKM-PI UMY akan memberikan pelatihan mendalam mengenai aplikasinya dalam produksi krupuk kulit kakau. Selanjutnya, masyarakat juga akan diberikan pendampingan pada proses pemasaran utamanya melalui market place dengan memanfaatkan teknologi informasi.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply