
SURABAYA, KalderaNews.com – Bergembira dalam belajar merupakan hak setiap anak tanpa terkecuali. Termasuk anak-anak penyandang disabilitas. Tahun ini, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya turut memperingati Hari Anak Nasional dengan pelatihan musik kreatif pada anak penyandang disabilitas.
Pelatihan musik kreatif yang diselenggarakan pada Minggu, 25 Juli 2021 ini, bekerjasama dengan UPTD Ponsos Kalijudan Surabaya ini berlangsung menyenangkan dan meriah karena diikuti oleh anak-anak penyandang disabilitas Down Syndrome.
BACA JUGA:
- Tanggalnya Pernah Berubah-Ubah, Begini Sejarah Penetapan Hari Anak Nasional, 23 Juli
- Inilah Pesan Presiden Jokowi di Hari Anak Nasional 2020
- Anak Cerdas Terliterasi: Bukan Meminta Anak Mampu Membaca Sejak Dini, Ini Kata Pakarnya
Down Syndrome merupakan sebuah kelainan genetik yang terjadi akibat kelainan kromosom, Selain menyebabkan tingkat kecerdasan penderitanya rendah, Down syndrome juga memiliki ciri fisik yang khas, yakni sudut mata luar naik ke atas, bentuk telinga kecil atau tida normal, dan ukuran kepala lebih kecil.
Meskipun menyandang down syndrome, mereka memiliki hak untuk bergembira dalam belajara, terlebih pada masa pandemi ini, seperti yang diungkapkan Erlin Kartikasari, dosen UWKS yang terlibat dalam kegiatan tersebut, “Anak-anak penyandang disabilitas perlu didampingi dan diberikan semangat untuk terus berjuang menghadapi pandemi. Mereka juga generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan asah, asih, asuh yang sama dengan anak lain agar mampu menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki daya juang tinggi dan pantang menyerah.”
Erlin Kartikasari juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bakti pengabdian masyarakat sekaligus memeriahkan peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2021.
Menurut dosen Bahasa dan Sains Universitas Wijaya Kusuma yang lain, Suprihatien, “Anak penyandang disabilitas memiliki kemampuan bermain musik yang bagus, suara mereka juga bagus, suatu saat seusai pandemi, bisa diadaan pentas bersama.” Suprihatien menambahkan bahwa meskipun anak-anak penyandang disabilitas ini didiagnosis memilii keceradasan yang rendah, tetapi ia yakin anak-anak tersebut mempunyai potensi lain yang harus digali dan dikembangkan, salah satunya bermusik ini.
Sementara itu, Jarmani, pengajar musik di UPTD Ponsos Kalijudan, Surabaya yang juga menjadi dosen pengajar di UWKS menyebutkan bahwa bermusik merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak penyandang disabilitas, “Salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi anak adalah bermain musik, maka cara kami menyemangati anak-anak ini adalah dengan bermain musik kreatif. Selama beberapa kali latihan, anak-anak ini sudah tampak mahir bermain musik dan ini tentu saja menjadi sebuah prestasi yang membanggakan.”
Tak kurang dari 15 anak penyandang disabilitas mengikuti pelatihan musik kreatif dari tim dosen UWKS ini. Alat musik yang dilatihkan juga beragam yakni: rebana, gitar, drum, keyboard, dan vocal. Mereka juga diajarkan bermain musik secara kolaborasi antara trasidional dan modern. Selain mengajarkan bermusik kreatif, para dosen yang terlibat juga mengajarkan pada anak-anak tersebut protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun dan memakai masker.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply