BANTUL, KalderaNews.com – Mulai Hari Senin, 10 Januari 2022 lalu, Sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh.
Untuk mengekspresikan kegembiraan pada PTM penuh itu, para siswa SMP Negeri 1 Bantul menyambutnya dengan menggelar tarian secara kolosal dengan menggunakan kursi-kursi sebagai propertinya dan bertempat di halaman sekolah mereka. Ritual yang unik ya..
Para siswa sangat antusias menyambut diadakan kembali aktivitas sekolah secara offline alias tatap muka. Setelah sekian lama bersekolah melalui sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring.
BACA JUGA:
- Tarian 3 Anak SD dari Bali Ini Bikin Merinding di FLS2N SD 2019
- KKAI 2019: Ajang Pelestarian Seni Musik Para Leluhur
- Alumni Darmasiswa ISI Yogyakarta Pamerkan Tarian Indonesia di Ekuador
Ternyata, tarian kolosal itu sudah direncanakan para siswa SMP Negeri 1 Bantul sejak lama. Adapun filosofi dibalik tarian kursi tersebut ialah untuk menggambarkan kegembiraan siswa bertemu muka dengan teman-teman dan guru-gurunya kembali. Oleh karena pandemi Covid-19 mulai mereda sehingga bisa melaksanakan PTM secara penuh.
Para guru SMPN 1 Bantul memberikan dukungan pada kegiatan itu dengan catatan harus selalu tetap harus menerapkan protokol kesehatan (prokes) selama tarian berlangsung, seperti menjaga jarak satu sama lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul, menyatakan juga bahwa sebelum dilaksanakan PTM 100 persen, terlebih dahulu telah coba dilangsungkan PTM dengan sistem shifting atau jenjang waktu.
PTM secara penuh di sekolah-sekolah DIY telah dimulai hari Senin, 10 Januari 2022 lalu, secara serentak dapat dilaksanakan, karena kondisi sekitaran DIY termasuk kota Bantul sudah dinyatakan kondusif untuk mengadakan proses belajar mengajar tatap muka seperti sebelum pandemi Covid-19
Namun, bagi sekolah-sekolah yang masih belum bisa melaksanakan PTM penuh karena alasan keterbatasan luas standar ruangan kelas, harus mengikuti aturan teknis yang dianjurkan oleh pihak Disdikpora Kabupaten Bantul.
Caranya sekolah tersebut harus bisa mengatur waktu selama pelaksanaan PTM 100 tersebut berlangsung. Misalnya waktu masuk sekolah untuk setiap kelas dibuat berbeda-beda, pulang dan masuk sekolah berbeda.
Contohnya SMP kelas 1 masuk pukul 07.00 WIB, kelas 8 masuk pukul 07.30 WIB dan kelas 9 masuk pukul 08.00 WIB. Ini dilakukan supaya mencegah adanya kerumunan yang nantinya dikhawatirkan akan membangkitkan menyebarnya angka virus Covid-19 kembali.
Bagaimana ritual unik di sekolahmu sambut PTM penuh?
*Jika artikel ini bermanfaat, silakan dishare kepada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply