
JAKARTA, KalderaNews.com – Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim bersama aktris Prilly Latuconsina, berbincang tentang pentingnya belajar di luar kelas bagi mahasiswa.
Prilly memberi apresiasi kepada Mendikbudristek yang telah menginisiasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas dan memperoleh banyak pengalaman berharga.
“Dengan kesempatan belajar di luar kelas, kita bisa mendapatkan ilmu dan wawasan baru yang mungkin tidak akan didapatkan di dalam jurusan kita,” kata Prilly.
BACA JUGA:
- Merdeka Belajar 20: Praktisi Mengajar, Buka Pintu Lebar Industri Masuk Kampus
- Ukrida dan Sekolah Kalam Kudus Bergandengan Perkuat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
- Dear Mahasiswa, Program Kampus Merdeka Terus Berlanjut di Tahun 2022, Ini Jadwalnya
Dialog Mendikbudristek bersama Prilly menjadi bagian dari Road to Festival Kampus Merdeka Part 2.
Kepada Nadiem Makarim, aktris yang masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia ini mengutarakan bahwa program MBKM adalah sesuatu yang transformatif dan telah lama ia harapkan bagi pendidikan di Indonesia.
“Waktu kuliah, kami hanya mendapatkan apa yang sesuai dengan jurusan kami. Sekarang, dengan adanya program MBKM, mahasiswa punya kesempatan dua semester belajar di luar kelas,” jelas Prilly takjub.
Menurut Prilly, melalui kesempatan belajar di berbagai tempat dan dengan banyak pihak inilah nantinya mahasiswa dapat lebih siap menghadapi tantangan dan tanggung jawab di dunia kerja yang jauh berbeda dengan saat belajar di kampus.
Prilly mengungkapkan bahwa ia langsung tertarik setelah mendengar informasi terkait salah satu program baru MBKM yang diluncurkan pada tahun 2022, yaitu program Praktisi Mengajar.
“Seneng banget, saya langsung daftar (Praktisi Mengajar). Saya ambil yang short-term dulu, jadi masuk ke kelas dua kali,” ucapnya.
Ia juga menceritakan pengalamannya sebagai seorang pengusaha produk kecantikan yang pernah menerima mahasiswa magang dari berbagai jurusan berbeda dan tidak berkaitan secara langsung dengan industri tersebut.
Meski demikian, melalui pengalaman tersebut mahasiswa bisa belajar mengenali potensi diri serta menemukan kesempatan serta peluang kerja yang belum diketahui sebelumnya.
Sementara, Menteri Nadiem Makarim mengatakan bahwa perbedaan antara jurusan yang diambil dengan jenjang karier yang kemudian dijalankan memang merupakan hal yang normal dan banyak terjadi di luar negeri.
Bahkan di Indonesia, data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen mahasiswa menekuni karier yang tidak berkaitan dengan program studi yang diambil di bangku kuliah.
“Bagaimanapun, pendidikan S1 merupakan waktunya mahasiswa mengalami berbagai macam hal. Usia 18-21 tahun merupakan proses self-discovery. Untuk membantu mereka dalam melalui proses tersebut, akan jauh lebih mudah kalau mahasiswa langsung terjun merasakan pengalaman dunia nyata yaitu dengan kesempatan belajar di luar kelas selama dua sampai tiga semester,” terang Menteri Nadiem.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply