NUSA DUA, KalderaNews.com – Kelompok Kerja Pendidikan G20 dalam Pertemuan Tingkat Menteri di bidang Pendidikan (Education Ministers’ Meeting/EdMM) menghasilkan komitmen gotong royong jangka panjang negara G20 untuk memulihkan sektor pendidikan, menciptakan kesetaraan pendidikan dunia hingga mengembangkan pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning)
Kemendikbudristek bersama negara-negara G20, negara tamu undangan khusus, serta organisasi internasional telah menyusun laporan dan kompendium sebagai hasil kerja EdWG.
Dokumen itu menghadirkan pemetaan tantangan dan beragam strategi, serta praktik baik di 26 negara, dengan lebih dari 150 program kerja nyata di bidang Pendidikan.
BACA JUGA:
- Maudy Ayunda Dukung Pemulihan Pendidikan Global Karena Covid-19
- Education Working Group G20: 4 Isu Prioritas yang Harus Dipahami Insan Pendidikan
- Gaung G20: Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Tetap yang Terbaik dan Efektif Dibanding Belajar Online
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menegaskan laporan dan dokumen kompendium yang dihasilkan dari rangkaian EdWG ini merupakan dokumen yang sangat penting dalam upaya kita untuk mendorong pemulihan, penguatan, dan transformasi sistem pendidikan global.
Ia menambahkan terdapat praktik terbaik yang bisa dipelajari, tujuan yang ingin dicapai, dan impian masa depan yang lebih baik untuk semua.
Di samping laporan dan dokumen kompendium, Kemendikbudristek juga telah berhasil menyatukan suara di antara negara G20 untuk memulihkan dan mengimajinasikan ulang sektor pendidikan yang dijabarkan dalam hasil kerja Ringkasan Pimpinan Sidang (Chair’s Summary).
Stefania Giannini, Assistant Director-General UNESCO for Education menyampaikan apresiasinya terhadap kepemimpinan Indonesia pada presidensi G20 selama setahun terakhir ini.
“Kami telah bekerja bersama lintas negara dan budaya dalam semangat gotong royong yang sebenarnya, dan ini adalah satu-satunya cara untuk bekerja di dunia yang menghadapi tantangan kolektif yang menakutkan yang membutuhkan solidaritas dan kemitraan yang mendesak untuk membayangkan kembali masa depan kita bersama.”
“Ini juga merupakan peran dan tanggung jawab kelompok G20 sebagai negara-negara terkemuka dan agen perubahan, ” tambah Stefania.
Capaian hasil kerja EdWG G20 merupakan kesepakatan para delegasi untuk menunjukkan komitmen nyata dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas. Nantinya, hasil kerja ini juga dapat mendukung negara-negara lainnya untuk merancang dan menerapkan kebijakan pendidikan yang tangguh di masa depan.
Penerapan ini berorientasi pada kebijakan pemulihan di bidang pendidikan serta mengatasi learning loss yang disebabkan oleh pandemi untuk mencapai pendidikan yang berkualitas pada tahun 2030.
Para peserta juga menegaskan kembali komitmennya untuk saling berbagi wawasan dalam menjawab berbagai tantangan di sektor pendidikan yang sejalan dengan empat isu prioritas EdWG G20 tahun ini, yaitu Pendidikan Berkualitas untuk Semua Teknologi Digital dalam Pendidikan; Solidaritas dan Kemitraan serta Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19.
Lebih lanjut, hasil EdWG G20 juga menggarisbawahi pentingnya peranan komitmen global dalam mentransformasi sektor pendidikan sesuai dengan komitmen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Yakni kerja sama di level global untuk mengintegrasikan pendekatan, sumber pembelajaran, dan metode lainnya dalam kebijakan dan praktik sektor pendidikan.
Kemendikbudristek dan negara G20 juga terus berkomitmen untuk mengembangkan pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning) dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta karakter yang relevan bagi semua pelajar. Hal ini bertujuan agar mereka dapat terus berkembang dalam kehidupan maupun pekerjaan, dan dapat berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
*Jika artikel ini bermanfaat, silakan dishare kepada saudara, sahabat dan teman-temanmu.


Leave a Reply