BERLIN, KalderaNews.com – Prof. Dr.-Ing Hendro Wicaksono membagikan berbagai informasi terkait kiat-kiat menjadi seorang profesor di Universitas Jerman.
Ia menuturkan bahwa seseorang perlu memiliki latar belakang pendidikan S3 dan dilengkapi dengan berbagai pengalaman akademik seperti penelitian, publikasi, dan pengalaman akuisisi dana hibah.
“Pengalaman tersebut harus lengkap sehingga ketika mengajar dan memimpin sebuah tim penelitian dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya di acara Kopdar Peneliti Indonesia Professorial Attainment: Knowledge and Contributions Requirements yang diselenggarakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman secara daring beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada Sabtu, 15 Juli 2023.
BACA JUGA:
- Siapa Bilang Kuliah di Jerman Gratis, Begini Rincian Biayanya
- Indonesia Jadi Host International Day di Lindau Nobel Laureate Meeting di Jerman 26 Juni 2023
- Indonesia Sudah Akui Ijazah Ausbildung di Jerman Setara D3, Lulusan SMK Juga Bisa Studienkolleg di Jerman
Peraih gelar dosen terbaik Universitas Jacobs di Bremen ini menekankan bahwa keterampilan kepemimpinan harus dimiliki oleh seorang profesor.
Selain itu, ia juga memberikan kiat-kiat untuk meningkatkan peluang menjadi profesor kepada para mahasiswa S3 dan Post Doctoral.
“Salah satu caranya adalah dengan berusaha melebihi ekspektasi profesor atau pembimbing sehingga mereka dapat mendelegasikan tugas-tugas mereka dan pada akhirnya mendapatkan kepercayaan,” terang pria asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Jam Terbang Mengajar Tinggi
Lebih lanjut, Hendro mengatakan bahwa seorang profesor perlu memperhatikan jam terbang dalam mengajar.
“Semakin banyak pengalaman mengajar maka transfer ilmu ke mahasiswa menjadi lebih baik sehingga mahasiswa pun mengerti apa yang kita ajarkan.”
“Selain itu kelihaian dalam mengajar juga sangat penting, karena tingkat kekritisan mahasiswa Jerman tinggi. Apabila metode mengajar kita tidak efektif maka bisa kena protes,” ucapnya pada peneliti, dosen, mahasiswa S2 & S3, dan Post Doctoral asal Indonesia yang kini tengah menempuh studinya di Jerman.
Pria yang menuntut ilmu dan bermukim di Jerman sejak tahun 2004 itu menambahkan jejaring atau networking juga tidak kalah penting.
Menurutnya, dengan luasnya cakupan jejaring seseorang maka akan luas pula potensi-potensi kerja sama publikasi dan penelitian dengan profesor serta ahli di bidang yang sama ataupun lintas bidang.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com


Leave a Reply