
BEIJING, KalderaNews.com – Salah satu kesepakatan yang menarik perhatian antara Indonesia dan China adalah Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Kemendikbudristek) dengan Kementerian Pendidikan Tiongkok, yang berkaitan dengan kerja sama di bidang pendidikan bahasa Mandarin.
MoU ini ditandatangani oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makarim, dan Menteri Pendidikan Tiongkok, Huai Jinpeng. Penandatanganan dilakukan secara sirkuler, di mana kedua menteri berpartisipasi dari lokasi masing-masing.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Beijing, Yudil Chatim, mengungkapkan bahwa kerja sama di bidang pendidikan Mandarin antara Indonesia dan Tiongkok sudah berlangsung sejak tahun 2013. MoU ini merupakan perpanjangan dari kesepakatan pertama yang ditandatangani pada tahun 2013 dan diperbaharui pada tahun 2018, tetapi ditunda pada tahun 2020 karena pandemi.
BACA JUGA:
- Inilah 5 Universitas di Tiongkok (China) dengan Mahasiswa Asal Indonesia Terbanyak
- Wow, Pelajar Indonesia di China Ternyata Jumlahnya 14.000
- 20 Kampus Terbaik di Asia Versi THE Asia University Rankings 2023, Indonesia Kemana?
Aspek menarik dari MoU ini adalah program kerja sama ‘Bahasa Mandarin + Pendidikan Vokasi’ (Zhongwen + Zhiye Jiaoyu).
Program ini sejalan dengan visi Mendikbudristek untuk mendorong program Merdeka Belajar dengan mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan industri.
Yudil senantiasa mempromosikan potensi pendidikan vokasi Indonesia kepada investor Tiongkok dan menawarkan kolaborasi dengan satuan pendidikan di Indonesia. Indonesia memiliki lebih dari 14.400 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sekitar 4.000 perguruan tinggi, termasuk sekitar 2.200 perguruan tinggi vokasi.
Para investor Tiongkok menunjukkan minat kuat untuk berkolaborasi dengan satuan pendidikan di Indonesia dan sepenuhnya mendukung usulan tersebut. Yudil juga menekankan pentingnya memperkuat pembelajaran bahasa Mandarin di satuan pendidikan Indonesia.
Selain itu, Yudil menawarkan program 2 + 2 untuk S1, yang memungkinkan mahasiswa Indonesia untuk menghabiskan 2 tahun di Indonesia dan 2 tahun di Tiongkok, serta program D3 dengan skema 1 + 1 + 1, yang meliputi 1 tahun studi di Indonesia, 1 tahun di Tiongkok, dan 1 tahun di Industri.
Perpanjangan kerja sama pendidikan bahasa Mandarin antara Indonesia dan Tiongkok diharapkan akan memperkuat hubungan bilateral kedua negara dalam bidang tersebut, membuka peluang bagi terciptanya ahli teknologi bagi industri Tiongkok maupun Indonesia, dan membawa manfaat positif bagi kedua belah pihak.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply