JAKARTA, KalderaNdews.com – Data terkini yang dirilis pemerintah China seperti dikutip dari South China Morning Post menyebutkan ada 14.000 pelajar Indonesia yang belajar di negara itu.
Jumlah yang banyak ini sejalan dengan peningkatan kuota beasiswa yang ditawarkan pemerintah China. Pada 2017 lalu saja, Beijing menggelontorkan beasiswa penuh pada 197 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang ingin meraih gelar sarjana atau pascasarjana.
Chinese Service Centre for Scholarly Exchange menyebutkan jumlah orang Indonesia yang belajar di China telah meningkat 10 persen setiap tahun sejak 2010.
BACA JUGA:
- Inilah 5 Universitas di Tiongkok (China) dengan Mahasiswa Asal Indonesia Terbanyak
- Beasiswa S2 dan S3 ke Harbin Institute of Technology di China Tutup 25 Desember 2020
- Riset Terbaru di China Temukan Udara AC Mempercepat Penularan Covid 19, Ruangan Sekolah Perlu Jendela Terbuka
Kuliah di China memang fenomena baru mengingat Indonesia di masa lalu memiliki sejarah konflik tidak hanya dengan China, tetapi khususnya soal studi bahasa China.
Dari 1967-1998, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, sekolah-sekolah dan buku-buku berbahasa Mandarin dilarang. Berbagai perayaan termasuk festival Tahun Baru Imlek juga dilarang. Sayangnya, pelajar-pelajar yang lahir, meski sudah di era setelah Soeharto, masih ada sentimen anti-China.
Peneliti senior di Pusat Kajian Strategis dan Internasional Indonesia, Christine Tjhin, mengakui sentimen anti-China di Indonesia masih ada.
“Kecurigaan terhadap warga Tionghoa mungkin lebih banyak tentang masalah domestik, khususnya terkait dengan akses ekonomi, stereotip rasial dan mungkin pada tingkat yang lebih rendah, masalah ideologis seperti komunisme. Di sisi lain, pergi atau belajar di China dipandang berbeda,” ujarnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply