
JAKARTA, KalderaNews.com – Pengurangan risiko bencana menjadi salah satu isu hangat yang banyak diperbincangkan, begitu pula di lembaga pendidikan. Sadar akan potensi ancaman gempa dan keselamatan, sekolah yang megah berdiri dengan 8 lantai SD Tarakanita 5 dan SMP Tarakanita 4 pada hari Rabu, 6 November 2023 menggelar sebuah simulasi jika terjadi gempa.
Simulasi ini melibatkan seluruh warga sekolah berjumlah kurang lebih 1.400 peserta, yang meliputi peserta didik, tenaga pendidik, karyawan kebersihan, petugas kantin, bahkan sebagian perwakilan orangtua peserta didik.
Kegiatan simulasi ini dilakukan Tarakanita berkerja sama dengan Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD KAJ), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Selatan, Menwa Rescue, dan Disaster Management Center.
BACA JUGA:
- Siswa-siswi Sekolah Tarakanita Raih Prestasi di Lomba Peneliti Belia Nasional 2023
- Songsong Era Digital, Tim Kehumasan Sekolah Tarakanita Jakarta Gelar Pelatihan Konten Marketing
- Open House dan Panen Raya Kurikulum Merdeka (P5), Wujud Komitmen Akademik dan Non-akademik SD Tarakanita 5 Rawamangun
Simulasi diawali dengan persiapan dan pengarahan materi oleh wali kelas di dalam kelasnya masing-masing. Semua siswa terlihat serius dan antusias dalam menyimak materi yang disampaikan guru. Pada saat bersamaan sejumlah tim yang tergabung dalam simulasi ini mempersiapkan segala peralatan dan berkoordinasi demi lancarnya acara.
Tim tersebut dibagi menjadi captain class (sebagai pengendali kelas), captain floor (sebagai pengatur jalannya evakuasi dan keselamatan), tim gabungan ahli sebagai penanggungjawab dan koordinator, tim medis yang selalu siap siaga, dan pengatur jalannya lalu lintas keselamatan.
Dari rutinitas pembelajaran di pagi hari yang terlihat normal seperti biasa seketika berubah menjadi riuh saat bunyi sirine tanda bahaya dibunyikan sebagai penanda terjadi guncangan gempa besar.

Seluruh warga yang ada di sekolah bergegas untuk mengamankan diri sesuai dengan instruksi. Semuanya memulai dari perlindungan kepala lalu berlindung di bawah meja, menunggu keadaan aman hingga membawa tas/alat pelindung lain untuk pelindung kepala.
Sirine tanda bahaya berhenti, seluruh tim pasukan keselamatan menginformasikan untuk tetap berlindung sampai keadaan benar-benar aman dan tidak terjadi aktivitas gempa susulan. Setelah semuanya aman, barulah captain floor yang bertugas menginformasikan pada seluruh warga sekolah untuk mengevakuasi diri dengan tenang dan tidak panik.
Dilakukan Secara Berkala
Seluruh warga sekolah mengevakuasi diri melalui tangga darurat dan keluar menuju titik kumpul yang aman. Saat semua sudah sampai di titik kumpul yang aman, seluruh tim gabungan keselamatan memastikan bahwa tidak ada korban dan peserta yang tertinggal. Pada saat simulasi pun Tim PMI juga sudah siap dengan mobil ambulan untuk mengevakuasi jika adanya korban jiwa.
Semua siswa dan peserta melaksanakan kegiatan simulasi dengan antusias, semua pihak sangat terkesan dengan adanya simulasi ini. Harapan terbesar setelah adanya kegiatan ini adalah seluruh warga sekolah dapat memahami dan tahu cara menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang pasti semua orang tidak menginginkan terjadi.
Pelatihan seperti ini penting untuk diselenggarakan demi membekali hal-hal yang baik untuk kedepannya. Semua siswa dan peserta sangat senang dengan adanya pelatihan ini dan berharap dapat dilakukan secara berkala demi kesiapsiagaan kita dalam menghadapi situasi dan kondisi yang tidak terduga di masa yang akan datang. (Penulis: Anastasia Rian A, Guru SD Tarakanita 5)
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply