KaburAjaDulu, Bukan Sekadar Viral-viralan

Magang ke luar negeri. (Ist.)
Magang ke luar negeri. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Tagar #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial, bukanlah sekadar viral-viralan. Ia menjadi bentuk kritik sekaligus tanda-tanda krisis di depan mata.

KaburAjaDulu pun mewakili refleksi mendalam dari krisis struktural yang telah lama mengakar dalam tatanan sosial, ekonomi, dan politik negeri ini.

Gerakan digital ini bukan sekadar tren yang viral, tapi bentuk kegelisahan warga menghadapi ketakpastian, serta kekecewaan atas sistem yang ada.

BACA JUGA:

Segera hengkang dari Indonesia

Tagar itu menyertai aneka postingan kekecewaan pada beragam persoalan di Indonesia, ketakpuasan pada sistem politik dan hukum, curhat perkara kualitas hidup yang terus menurun, sampai mimpi mencari kehidupan yang lebih baik di negeri orang.

Lembaga Pemantau Media Sosial Drone Emprit menunjukkan, tagar #KaburAjaDulu dicuit paling banyak oleh kelompok usia 19-29 tahun, yaitu 50,8 persen, diikuti usia di bawah 18 tahun 30,81 persen.

Selain membahas minat berpindah negara, tagar itu pun lantas digunakan oleh recruiter membagikan informasi lowongan kerja, serta para diaspora yang menceritakan pengalamannya tinggal di Jerman, Norwegia, Jepang, Thailand, Malaysia, dan yang lain.

Beberapa yang lain juga membagikan kiat-kiat pindah dan strategi bertahan hidup di luar negeri.

Bahkan, ada pula yang membagikan informasi tentang peluang beasiswa luar negeri atau pun ikut dalam program pertukaran budaya. Yang penting, pergi dari Indonesia untuk sementara waktu.

Ada pula yang bercerita upayanya untuk hengkang dari Indonesia dengan bekerja dengan menggunakan Work and Holiday Visa (WHV).

Apakah sekadar tren dan viral?

#KaburAjaDulu bisa dibaca sebagai bentuk krisis kepercayaan warga terhadap penyelenggaran negara yang dalam banyak hal “tak becus” mengurus negeri ini.

Melalui saluran media sosial pula, warga kerap melihat berbagai kasus korupsi, pernyataan blunder pejabat, rumitnya mendapat pekerjaan, beban ekonomi, serta problematika yang dihadapi negeri ini.

Aneka problem sosial itu pun menumpuk serta dengan persoalan-persoalan “rumah tangga” warga.

Berdasarkan data Kemenkumham, selama medio 2019 – 2022, ada 3.912 WNI yang memutuskan berpindah kewarganegaraan ke Singapura.

Artinya, terdapat sekitar 1.000 warga Indonesia per tahun yang memilih menjadi warga negara Singapura.

Ini juga menunjukkan bahwa tagar #KaburAjaDulu tak sekadar sedang tren atau viral, namun telah mewujud menjadi sebuah gerakan warga sudah sejak lama.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*