BANTEN, KalderaNews.com – Sebuah pemandangan yang jauh dari nilai-nilai pendidikan dan norma sosial terekam dalam video viral di media sosial. Perayaan kelulusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Pandeglang, Banten, berubah menjadi aksi yang meresahkan dan membahayakan.
Alih-alih merayakan dengan cara yang positif, sekelompok pelajar justru melakukan konvoi di jalanan sambil mengacungkan senjata tajam (sajam).
Video yang diunggah oleh akun Instagram @Pandeglang.fyp pada Rabu (14/5/2025) memperlihatkan sejumlah besar pelajar yang tergabung dari berbagai sekolah melakukan konvoi di jalan raya.
BACA JUGA:
- Viral, Siswa SD Indramayu Tanpa Alas Kaki Menyusuri Jalanan Rusak dan Becek Ngadu ke Gubernur Dedi Mulyadi
- Miris! Demi Bisa Sekolah, Siswa SD Negeri 9 Kilmury Bertaruh Nyawa Berenang Seberangi Sungai Deras Setiap Hari
- Tragis! Gegara Uang Jajan Tak Diberi, Siswa SDN 01 Bumi Ratu Dibully Brutal Hingga Harus Operasi Perut!
Beberapa diantaranta, SMK Dwi Putra cimanggu @smkdpb_official, SMK La Tahzan Munjul @smklatahzanmunjul, SMAN 16 Pandeglang @sman16pandeglang dan SMKN 12 Pandeglang @smkn_12_pandeglang
Mereka tidak hanya melakukan aksi corat-coret seragam yang kerap kali disayangkan, namun juga secara terbuka mengibarkan bendera dan mengacungkan sajam, menimbulkan ketakutan dan kecaman dari masyarakat luas.
“Ternyata gak cuma siswa dari satu sekolah tetapi diduga ada berapa siswa sekolah yang ikut tergabung dalam acara kelulusan. Terdapat 4 sekolah yang kemungkinan tergabung dalam aksi tersebut dengan julukan All Base,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Reaksi warganet pun sontak membanjiri kolom komentar. Unggahan ini menuai kecaman keras atas tindakan para pelajar yang dianggap merayakan kelulusan dengan cara yang tidak terpuji dan bahkan mengarah pada tindakan kriminal.
Pertanyaan mendasar pun muncul dari para netizen mengenai motif dan tujuan membawa senjata tajam dalam perayaan kelulusan.
“Fungsi bawa Sajam apa?,” tulis akun @devymstikasari dengan nada heran dan prihatin.
Komentar lain seperti dari akun @mmamansumaludin yang menuliskan “Menuju Pandeglang Gemilang” justru terdengar ironis di tengah perilaku pelajar yang jauh dari citra gemilang.
@srinadir_ “Mamawa cerulit eta jeng naen? Sok teu kaharti tea parangsa”
@irmakharissma “Jangan sampe yg bawa sajam bilang ” info loker nya dong” 😌”
Di tengah ramainya kecaman, beberapa warganet bahkan menyeret nama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengaitkannya dengan nasihat bijaknya mengenai kesederhanaan.
“Inget kata Pak Dedi Mulyadi, kalau miskin jangan banyak gaya,” tulis akun @darimata.rekaa, seolah menyayangkan tindakan pamer dan arogansi yang ditampilkan para pelajar.
Kabar baiknya, pihak berwajib bergerak cepat merespons keresahan masyarakat. Anggota Polres Pandeglang dilaporkan telah mengamankan para pelajar yang terlibat dalam aksi konvoi tersebut.
Sebanyak 36 siswa tercatat telah diamankan dan saat ini sedang menjalani pembinaan sebagai bentuk konsekuensi atas tindakan mereka.
Peristiwa ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan dan masyarakat secara umum. Perayaan kelulusan yang seharusnya menjadi momen sukacita dan refleksi atas perjuangan belajar, justru ternoda oleh tindakan anarkis dan membahayakan.
Keprihatinan mendalam patut diungkapkan atas hilangnya esensi pendidikan karakter dan nilai-nilai luhur di kalangan generasi muda. Pembinaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian diharapkan dapat memberikan efek jera dan menjadi pelajaran berharga bagi para siswa serta menjadi pengingat bagi seluruh pihak terkait untuk lebih meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap generasi penerus bangsa.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply