MATARAM, KalderaNews.com – Sebuah skandal mengerikan mengguncang Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram setelah seorang oknum dosen berinisial W diduga kuat melakukan tindak asusila dan pencabulan terhadap sejumlah mahasiswa penghuni asrama atau Ma’had UIN Mataram.
Tragisnya, ia juga sudah dinonaktifkan sebagai dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, sebagaimana dikabarkan KalderaNews sebelumnya.
Kasus ini mencuat ke permukaan setelah beberapa korban berani melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Namun, yang membuat publik terperangah adalah kelakuan pelaku pasca-laporan!
BACA JUGA:
- Akhirnya, Rektor UIN Mataram Nonaktifkan Dosen yang Cabuli 7 Mahasiswi
- Skandal Pelecehan Seksual Guncang SMK Waskito Ciputat, Korban Bertambah Jadi 3 Siswa, Status Pelaku DO
- 3 Prodi di Fakultas Kedokteran Ditutup Imbas Kasus Bullying dan Pelecehan Seksual
Yang lebih menggejutkan, oknum dosen W tiba-tiba mendatangi markas Polda NTB. Bukan untuk menyerahkan diri atau memenuhi panggilan, melainkan untuk melabrak korban yang sudah lebih dulu melaporkan kejadian ini!
Koordinator Aliansi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi, membenarkan insiden mengejutkan tersebut. “Awalnya untuk melabrak (mencari) korban di markas Polda,” ujarnya, dikutip Jumat (23/5/2025).
Beruntung, korban yang hendak dilabrak sudah lebih dulu diamankan, mencegah potensi intimidasi atau bahkan ancaman lebih lanjut.
Menurut Joko, oknum dosen W datang atas inisiatif sendiri, tanpa adanya panggilan resmi dari pihak kepolisian.
Setelah sempat mengelak, dalam situasi yang tidak biasa ini, dosen W akhirnya mengakui perbuatannya. Pengakuan ini mengejutkan banyak pihak, terutama setelah terungkap bahwa jumlah korban dugaan pencabulan itu jauh lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya.
“Dalam sejarah pelaku mendatangi kita di Polda dan mengaku,” lanjut Joko menggambarkan betapa tidak biasanya situasi ini dalam penanganan kasus kekerasan seksual.
Kasus bejat ini rupanya sudah terjadi sejak tahun 2021, namun baru sekarang mencuat setelah lima dari total tujuh korban (dari perkiraan sementara) memberanikan diri melaporkan kejadian tersebut ke Subdit IV Ditreskrimum Polda NTB.
“Hari ini ada tiga orang yang berikan keterangan, nanti Kamis dua orang,” tambah Joko, menunjukkan skala kasus yang cukup besar.
Modus yang digunakan pelaku sangat licik dan manipulatif. Ia berpura-pura menjadi sosok ayah atau orang tua bagi mahasiswa korban, sebelum akhirnya memanipulasi mereka secara emosional dan psikologis untuk menuruti keinginannya.
“Dia melakukan manipulasi seolah-olah menjadi orang tua dari anak-anak tersebut, kalau kemarin jadi anak batin, kalau ini menjadi ayah, kemudian melakukan manipulasi agar keinginannya bisa dituruti,” beber Joko.
Lebih parahnya lagi, aksi bejat ini bahkan disaksikan langsung oleh beberapa mahasiswa lainnya. Diduga kuat, korban-korban adalah mahasiswa penerima beasiswa yang merasa tak berdaya menghadapi relasi kuasa pelaku yang merupakan pejabat kampus. “Dia pimpinan di sana, ini relasi kuasa,” jelas Joko, menyoroti penyalahgunaan kekuasaan yang menjadi faktor penting dalam kasus ini.
Ironisnya, korban mengaku telah melapor ke pihak kampus, namun laporan mereka tak digubris. Bahkan, mereka disebut diminta diam dan tidak menyebarkan kejadian tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai sistem perlindungan dan penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus, serta dugaan adanya upaya untuk membungkam korban demi melindungi reputasi institusi.
Saat ini, dosen inisial W telah diperiksa oleh Polda NTB, dan kasusnya tengah bergulir untuk penyelidikan lebih lanjut. Publik menanti dengan cemas keadilan bagi para korban yang berani bersuara, serta sanksi tegas bagi pelaku.
Kasus ini menjadi alarm keras bagi seluruh institusi pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang aman, bebas dari kekerasan seksual, dan transparan dalam penanganan setiap laporan korban.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com


Leave a Reply