LEGOK, KalderaNews.com- Puluhan pelajar SMK Al-Ansor, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, menggelar aksi unjuk rasa di halaman sekolah mereka pada Sabtu, 18 Oktober 2025.
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kondisi sekolah yang dinilai tidak layak serta kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sudah lama tidak berjalan dengan semestinya.
Para siswa juga meminta agar Dinas Pendidikan segera memfasilitasi pemindahan mereka ke sekolah lain.
BACA JUGA:
- Miris! Atap Gedung SD di Lumajang Roboh Saat Jam Sekolah Masih Berlangsung
- Siswa Terdampak Gempa Bandung, Sekolah di Tenda Darurat
- Kadis DKI Jakarta Akhirnya Angkat Bicara Soal Robohnya Bangunan SMA Negeri 96 Jakarta
Fasilitas Sekolah Jauh Dari Kata Layak
Menurut keterangan para siswa, fasilitas di sekolah tersebut jauh dari standar pendidikan yang layak.
Ruang kelas tampak kotor, meja dan kursi banyak yang rusak, serta papan tulis sama sekali tidak tersedia. Akibatnya, proses pembelajaran dilakukan secara daring melalui ponsel masing-masing.
“Ruang kelas kotor, meja kursi udah jelek, papan tulis pun nggak ada. Jadi kita belajar lewat HP, nggak nulis langsung di materi. Sekarang malah udah nggak ada KBM sama sekali. Dua bulan pertama masih ada, tapi makin ke sini gurunya nggak masuk,” ujar Cindy Aura, siswi kelas 12 SMK Al-Ansor.
Dari empat ruang kelas yang tersedia, hampir seluruhnya mengalami kerusakan. Sebagian atap bocor, lantai berlubang, dan bahkan ada ruangan yang disebut siswa menyerupai kandang kambing.
Para siswa mengaku sudah berulang kali menyampaikan keluhan dan permintaan perbaikan kepada pihak sekolah, namun tidak pernah direspons.
Selain masalah fasilitas, kegiatan belajar pun nyaris berhenti sepenuhnya. Berdasarkan keterangan siswa, hanya ada dua hingga empat guru yang masih aktif mengajar. Sisanya memilih berhenti karena gaji mereka tidak dibayar secara penuh.
“Guru di sini tinggal empat orang. Banyak yang resign karena gaji belum dibayar. Ada yang dibayar cuma dua bulan dari lima bulan ngajar, totalnya Rp420 ribu,” ujarnya.
Pihak Sekolah Tidak Transparan
Salah satu siswa lainnya, Abdul Azis, mengatakan pihak sekolah juga tidak terbuka terhadap pertanyaan maupun kritik dari para murid.
Saat siswa menanyakan soal fasilitas, kejelasan ijazah, dan nilai rapor, kepala sekolah disebut merespons dengan tidak baik.
“Kita pernah minta soal fasilitas, tapi kepala sekolah kayak nggak terima. Soal ijazah juga belum jelas. Rapor pun cuma rapor bayangan, nilai rapor kelas 10 aja nggak tahu bener atau enggak,” kata Abdul Azis.
Azis menambahkan, jumlah siswa di sekolah kini tinggal 33 orang, terdiri atas 26 siswa kelas 12 dan 7 siswa kelas 11. Untuk kelas 10, sudah tidak ada peserta didik sama sekali.
Kondisi tersebut membuat para siswa cemas terhadap masa depan pendidikan mereka. Mereka berharap Dinas Pendidikan Provinsi Banten segera turun tangan dan memberikan solusi nyata.
“Kita pengennya satu sekolah ini dimutasi aja ke sekolah lain yang lebih layak. Karena udah nggak bisa diharap. Kepala sekolahnya juga nggak tanggung jawab,” tegasnya.
Hingga berita ini ditulis, pihak SMK Al-Ansor belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan para siswa.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnyadi Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com


Leave a Reply