Pilu! Para Pelajar Harus Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan Ambruk di Maros Demi Bisa Berangkat Sekolah

Pelajar melewati jembatan yang rusak demi bisa berangkat sekolah (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

MAROS, KalderaNews.com – Sebuah jembatan di Kampung Bonto Tallasa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, ambruk akibat abrasi dan menyebabkan warga, termasuk para pelajar, harus mempertaruhkan keselamatan untuk melintas.

Jembatan tersebut merupakan akses terdekat menuju kawasan sekitar, sehingga meski rusak parah warga tetap memakainya.

Peristiwa runtuhnya jembatan yang berada di Dusun Pakere, Kecamatan Simbang, terjadi pada Kamis (20/11) sekitar pukul 13.00 Wita.

BACA JUGA:

Jembatan tersebut memiliki panjang sekitar 50 meter dan lebar 3 meter. Kepala Desa Bonto Tallasa, Abbas, mengatakan kondisi jembatan kini semakin membahayakan.

“Sekarang ini sudah tidak bisa lagi, karena memang kondisinya sudah roboh setengahnya. Kami sendiri sudah imbau agar ini tidak dilalui lagi, tapi warga tetap saja lewat karena memang jauh kalau mutar,” ujar Abbas.

Jembatan Sudah Pernah Rusak pada Bulan Maret Lalu

Abbas menjelaskan bahwa jembatan tersebut sebelumnya sudah pernah roboh pada Maret lalu. Saat itu warga secara gotong royong memperbaiki bagian yang rusak sehingga masih bisa dilalui pejalan kaki dan kendaraan roda dua.

“Bulan Maret lalu ambruk. Warga yang bergotong royong memperbaiki,” imbuhnya.

Ia menuturkan bahwa penyebab utama kerusakan adalah abrasi yang menggerus tanah di sekitar pondasi, diperparah dengan arus sungai yang semakin deras akibat curah hujan beberapa hari terakhir.

“Ada abrasi di pinggir jembatan. Ditambah lagi dengan arus sungai yang cukup deras karena hujan beberapa hari ini,” katanya.

Jembatan tersebut awalnya dibangun oleh seorang pengusaha asal Maros, Haji Bohari, sekitar dua dekade lalu.

 Setelah kerusakan pertama, jembatan itu diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Maros sehingga proses anggaran perbaikan dapat dilakukan. Namun sebelum rencana pembangunan dimulai, jembatan kembali ambruk.

“Iya sudah dihibahkan oleh pihak keluarganya (Haji Bohari) ke Pemkab. Makanya baru bisa dianggarkan oleh Pemerintah untuk perbaikannya. Tapi sebelum dikerjakan ini sudah rusak lagi dan mungkin akan dibangun ulang,” jelasnya.

Kerusakan jembatan berdampak besar bagi masyarakat, terutama para pelajar yang harus melewatinya setiap hari. Abbas berharap pemerintah segera mengambil tindakan sementara agar akses warga tetap terbuka.

“Makanya saya berharap ini bisa segera ditangani ataupun dicari solusinya. Yah mungkin bisa ada perahu dulu dipakai menyeberangkan anak-anak sekolah,” ucapnya.

Salah seorang siswi SMP, Nur Asyifa, mengaku merasa ketakutan setiap kali melintas karena jembatan yang sudah tidak stabil. Namun ia tetap harus melewatinya karena jalur alternatif jauh lebih panjang.

“Takut-takut karena goyang. Tapi lewat sini paling dekat. Kalau mau mutar itu butuh 10 kilometer baru sampai. Sementara kalau lewat sini dari rumah cuma 1 kilo saja jalan kaki,” ujar Asyifa.

Selain pelajar, warga lain pun mengalami kesulitan. Mereka yang membawa barang dagangan terpaksa memarkir kendaraan lebih jauh dan menyeberang dengan berjalan kaki.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnyadi Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*