Asal-Usul Tradisi Christmas Carols, Tak Lepas dari Sejarah Kandang Natal

Tradisi Christmas Carols. (Ist.)
Tradisi Christmas Carols. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Natal selalu disambut dengan sukacita. Christmas Carols menjadi tradisi yang tak lepas dari perayaan Natal.

Nah, ternyata begini sejarah dari Christmas Carols!

Christmas Carols berarti nyanyian pujian Natal, baik dalam bahasa Latin maupun dalam bahasa-bahasa yang lain.

Disebut pujian Natal karena tema lagu-lagu itu terkait kelahiran Yesus.

BACA JUGA:

Tradisi Christmas Carols atau caroling ialah kebiasaan menyanyikan lagu-lagu Natal oleh sekolompok orang dengan penuh kegembiraan, sukacita dan damai. Biasanya dilakukan dari rumah ke rumah.

Tujuan dari Christmas Carols atau caroling untuk membagikan kegembiraan dan sukacita karena kelahiran Yesus di Bethlehem.

Tujuan ini diwujudkan dengan diselipkan di antara lagu-lagu Natal itu pembacaan perikop Injil tentang kelahiran Yesus.

Kegiatan caroling ini bisa atau tidak harus disertai dengan pemberian hadiah, baik untuk mereka yang menyanyi maupun yang dikunjungi.

Pemberian hadiah atau kado ini meneladan pemberian diri Sang Sabda yang menjadi manusia, dan juga pemberian kado oleh para orang Majus kepada bayi Yesus.

Nah, terkait lagu-lagu Natal tentu sudah ada sejak abad-abad awal, tetapi caroling atau tradisi menyanyikan lagu-lagu Natal dari suatu tempat ke tempat lain baru dikenal sekitar abad 13.

Tradisi Kandang Natal

Menurut tradisi St Fransiskus Assisi yang terkesan secara sangat mendalam oleh misteri Inkarnasi, pada Natal 1223 untuk pertama kali membuat kandang Natal di Greccio, Italia.

Tindakan Fransiskus ini mendapatkan restu Paus Honorius III. Fransiskus mempersiapkan kandang Natal dengan binatang hidup, seperti keledai dan sapi.

Dia menggambarkan betapa miskin dan sederhana keadaan Yesus ketika dilahirkan.

Saat itu Greccio menjadi Bethlehem baru. Seiring dengan munculnya kandang Natal, muncul pula lagu-lagu Natal.

Keduanya melahirkan pertunjukan- pertunjukan drama kelahiran Yesus dengan lagu-lagu Natal.

Dari sinilah muncul tradisi caroling. Untuk menekankan aspek rohani, caroling sering disertai doa. Caroling baru dimulai sesudah Misa Malam Natal.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*