Pengembangan Karakter Peserta Didik Melalui Olahraga

SMA Sint Carolus Tarakanita Bengkulu)
Peserta didik di SMA Sint Carolus Tarakanita Bengkulu (KalderaNews/Dok. Sekolah)
Sharing for Empowerment

Oleh: Deko Satrio, S.Pd.Gr (Guru PJOK SMA Sint Carolus Tarakanita Bengkulu)

JAKARTA, KalderaNews.com – Pendidikan karakter adalah disiplin yang mengkaji prinsip-prinsip, metode, dan praktik-praktik yang terkait dengan pengembangan karakte peserta didik dalam konteks pendidikan.

Tujuan utamanya adalah untuk membantu siswa mengembangkan nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang positif sehingga mereka dapat menjadi individu yang lebih baik dan berkontribusi secara positif pada masyarakat. Pendidikan karakter adalah sebuah konsep yang melibatkan pengembangan nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang positif pada setiap individu.

Berikut adalah beberapa pengertian pendidikan karakter menurut beberapa ahli. Thomas  Lickona,  salah  satu  ahli  yang  terkenal  dalam  pendidikan karakter,  Lickona  mendefinisikan  pendidikan  karakter  sebagai  upaya sistematis untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika kepada siswa, serta membantu mereka menginternalisasikan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:

Menurut James Davison Hunter, pendidikan karakter adalah proses pembentukan karakter yang berlangsung secara terus-menerus melalui interaksi sosial dan pengalaman belajar di dalam dan di luar sekolah.

Sejalan dengan itu, Bung Karno menegaskan bahwa “bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building) karena character building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya, serta bermatabat” (Samani dan Hariyanto 2011: 1-2).

Sekolah sebagai sarana strategis untuk membangun generasi bangsa harus melaksanakan pendidikan karakter, karena karakter bangsa Indonesia lemah.Karakter bangsa yang lemah harus ditanggulangi dan diperbaiki. Seperti yang diungkapkan Listyarti (2014: 5).

Olahraga Bukan Hanya Tentang Fisik

Dari beberapa teori tersebut penulis menyakini pengembangan karakter merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pendidikan dimasa kini yang bertujuan untuk membentuk kepribadian peserta didik supaya memiliki nilai-nilai positif sehinggah diaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut penulis salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan karakter peserta didik adalah melalui kegiatan berolahraga. Olahraga bukan hanya tentang fisik saja, tetapi banyak sekali nilai-nilai yang terkandung didalamnya seperti disiplin, kerja sama, kejujuran, dan tanggung jawab.

Sebagai pendidik di Tarakanita Bengkulu saya mengamati, merasakan dan menghadapi langsung bagaimana nilai – nilai atau karakter Cc5+ itu diterapkan dan dihidupi oleh setiap insan Tarakanita, bahkan di setiap kegiatan di unit sekolah, Bengkulu selalu mengangkat nilai-nilai Ketarakanitaan tersebut.

Namun membentuk karakter tidak semudah yang dibayangkan, pendidikan karakter harus selalu digaungkan dan diterapkan oleh setiap individu setiap waktu. Tentu dalam pelaksanaanya, masih terdapat tindakan yang masih kurang sesuai, misalnya kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam ketepatan waktu kehadiran, pengumpulan tugas, kejujuran saat menyelesaikan tugas, kedisiplinan dalam mengenakan seragam hingga kurangnya Community saat penerapan belajar kelompok.

Dari situasi di atas penulis melihat ada beberapa tantangan yang dihadapi di sekolah, khususnya sekolah tempat saya mengajar. Sebagai contoh, keterbukaan untuk membangun persaudaraan dengan orang lain. Peserta didik feeder, yang telah mengenal satu sama lain, karena sejak TK, SD dan SMP bersama, kadangkala mereka kurang membuka diri pada hadirnya orang lain, di luar teman sepermainan mereka.

Akibatnya, saat masuk Tahun Ajaran baru, peserta didik yang berasal dari luar daerah merasa kesulitan untuk membaur bersama. Di moment inilah, nilai Community harus ditegaskan kembali, sehingga tidak ada gap atau pengelompokkan. Peserta didik belajar bahwa perbedaan bukan memisahkan justru memperkaya. Belajar dari sekolah lain atau daerah lain akan menambah wawasan dan rasa menghargai perbedaan.

Melihat situasi di atas, penulis sebagai guru PJOK tertantang untuk mengemas pembelajaran yang lebih menekankan pada nilai-nilai yang terkandung dalam setiap materi. Salah satu caranya dengan memasukkan nilai kerja sama di setiap tujuan pembelajaran. Dengan demikian ada kerjasama dalam kelompok melalui permainan dan tugas projek dalam kelompok.

Pembentukan kelompok akan dibagi oleh guru supaya peserta didik dapat bekerja sama dengan baik, saling mengenal, dan saling memahami keperibadian masing-masing sehingga mereka semakin memiliki rasa persaudaraan dan semakin menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam nilai Cc5+, yang seharusnya mereka dapatkan dan aplikasikan dalam kehidupan mereka.

Setelah beberapa kali pertemuan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) peserta didik diajak untuk mengevaluasi dan merefleksikan bagaimana hidup bersama dengan orang-orang yang baru dan berusaha saling menerima. Banyak sekali respon positif yang disampaikan peserta didik. Mereka menyadari keunikan teman lain, belajar untuk saling membantu, memberikan pendapat dan masukan dalam penyelesaian tugas berkelompok.

Karakter yang Dibentuk Lewat Olah Raga

Dari pengalaman tersebut, dapat dipetik beberapa poin alasan PJOK dapat menjadi salah satu cara untuk membentuk karakter, khususnya disiplin, jujur, kerjasama, tanggung jawab,  Community dan Conviction. 

Pertama, Disiplin. Dalam olahraga, peserta didik dituntut untuk memiliki disiplin yang tinggi. Mereka harus mengikuti jadwal latihan, mematuhi aturan permainan, dan menjaga kondisi fisik mereka agar selalu prima. Disiplin yang diterapkan dalam olahraga dapat membantu peserta didik untuk menjadi lebih teratur dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam belajar maupun dalam aktivitas lainnya.

Kedua, Kerja Sama Tim. Banyak cabang olahraga yang membutuhkan kerja sama tim, seperti sepak bola, basket, dan voli. Dalam olahraga tim, peserta didik diajarkan untuk bekerja sama dengan orang lain, saling mendukung, dan mencapai tujuan bersama. Ini sangat penting dalam kehidupan sosial mereka, di mana mereka harus berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain dalam berbagai konteks.

Ketiga, Kejujuran dan Sportivitas, Olahraga mengajarkan peserta didik untuk bermain secara adil dan jujur. Mereka belajar untuk menerima kekalahan dengan lapang dada dan merayakan kemenangan dengan rendah hati. Nilai-nilai sportivitas ini sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam menghadapi tantangan maupun dalam berinteraksi dengan orang lain.

Keempat, Tanggung Jawab Dalam olahraga, setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab yang harus dijalankan dengan baik. Misalnya, dalam sepak bola, setiap pemain memiliki posisi dan tugas masing-masing yang harus dilakukan demi keberhasilan tim. Tanggung jawab yang diajarkan melalui olahraga membantu peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan akademis mereka.

Kelima, Mengatasi Stres dan Tekanan, Olahraga juga mengajarkan peserta didik untuk mengelola stres dan tekanan.

Dalam situasi kompetitif, mereka harus belajar untuk tetap tenang, fokus, dan tidak mudah menyerah. Kemampuan ini sangat berguna dalam menghadapi berbagai tekanan dalam kehidupan, baik dalam belajar maupun dalam situasi lainnya.

Keenam, Pembangunan Karakter Melalui Kompetisi, Kompetisi dalam olahraga tidak hanya tentang menang atau kalah, tetapi juga tentang bagaimana menghadapi tantangan dan mengembangkan karakter. Peserta didik diajarkan untuk berjuang keras, menghormati lawan, dan memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar.

Ketujuh, Peningkatan Kesehatan Mental dan Fisik, Olahraga tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik tetapi juga untuk kesehatan mental. Kegiatan fisik yang teratur dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan memperbaiki kualitas tidur. Peserta didik yang sehat secara fisik dan mental cenderung memiliki kepribadian yang lebih positif dan produktif.

Pengembangan karakter melalui olahraga merupakan metode yang efektif dalam membentuk kepribadian peserta didik yang kuat dan positif. Nilai-nilai seperti disiplin, jujur, kerjasama, tanggung jawab, Community, Conviction dan sportivitas yang diajarkan melalui olahraga dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pendidikan untuk memberikan perhatian khusus pada kegiatan olahraga sebagai bagian dari kurikulum pembentukan karakter peserta didik.

Dengan demikian peran guru dan semua warga sekolah juga sangat menentukan dalam penanaman nilai-nilai karakter peserta didik disekolah, bukan hanya memberikan instruksi, tetapi juga sebagai role model atau teladan bagi peserta didik. Dengan demikian, peserta didik melihat contoh nyata sehingga lebih mudah bagi mereka memahaminya dan bisa menerima dengan baik.

Daftar Pustaka

Hayati, Mardia. Desain Pembelajaran Berbasis Karakter. Pekanbaru: AlMujtahadah Press, 2012.

Oki Chandra, Tri Prasetyo. Pembentukan Karakter Melalui Olahraga. Purbalingga: CV. Eureka.2023

Todarung Yosef, dkk. pedoman gerakan pembiasaan berwawasan pendidikan tarakanita: Jakarta Pusat : Yayasan Tarakanita

Inanna. Peran Profesi Kependidikan Dalam Membangun Nilai-Nilai Karakter. Makasar: Tahta Media Goup. 2024. (dalam http://tahtamedia.co.id/index.php/issj/article : Diakses Januari 2025)

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*