6 Fakta Ilmiah Tanaman Purwaceng di Dataran Tinggi Dieng yang Bikin “NgeGreng”

Sharing for Empowerment

 

Tanaman purwaceng di Dataran Tinggi Dieng (KalderaNews/JS de Britto)


BANJARNEGARA, KalderaNews.com – Beberapa hari yang lalu jelang akhir tahun 2017, KalderaNews melakukan perjalanan ke Dataran Tinggi Dieng yang terletak di wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo di Jawa Tengah. Setelah melalui jajaran bukit indah yang berlekuk-lekuk, KalderaNews sampai di kawasan wisata ini.

KalderaNews tergelitik dengan tanaman seperti tumbuhan pegagan dan semanggi gunung, namun tidak merambat yang banyak dijual di Dataran Tinggi Dieng ini. Daunnya kecil-kecil berwarna hijau kemerahan dengan diameter 1-3 cm. Penasaran tanaman apa ini? Yup, purwaceng atau masyarakat setempat menyebutnya purwoceng.

Nah, bagi kamu yang sudah pernah berlibur ke sini, tentu pernah melihat atau bahkan ditawari para penjual yang menawarkan minuman herbal dalam sachet atau botol kaca dengan label purwaceng ini. Penasaran dengan minuman herbal yang lebih tersohor sebagai viagra tradisional ini? Berikut ini sejumlah fakta ilmiah tentang tanaman tersebut:

Purwaceng serbuk dalam kemasan botol di Dataran Tinggi Dieng (KalderaNews/JS de Britto)

1. Purwaceng, purwoceng atau antanan gunung (Pimpinella pruatjan) sempat masuk dalam daftar tanaman langka sebelum kemudian berhasil diselamatkan setelah diadakan gerakan budidaya kulture in Vitro. Tumbuhan jeni ini pertama kali ditemukan di pegunungan Alpen Swiss. Pantesan saja, ketika sampai di tempat ini, kesan pertama yang  muncul adalah paradisenya Swiss yang berbukit-bukit itu. Ternyata, Purwaceng memang hanya dapat hidup di daerah dengan ketinggian tertentu yaitu sekitar 2.000-3.0000 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia, tanaman ini awalnya tumbuh liar di sekitar kawasan Dataran Tinggi Dieng yang kemudian menyebar meliputi kawasan Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.

2. Purwaceng adalah tumbuhan berkiat obat anggota suku Apiaceae. Tumbuhan pegunungan ini terkenal karena khasiat afrodisiak (meningkatkan gairah seksual) pada akarnya. Pada perkembangannya, akar biasanya diolah dalam bentuk bubuk, campuran kopi atau susu. Hasil studi peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2007 menyebutkan seluruh bagian tanaman purwaceng dapat digunakan sebagai obat tradisional, namun bagian yang paling berkhasiat adalah akarnya. Bahan aktif purwaceng paling banyak terdapat pada bagian akarnya yang menyerupai wortel dan berwarna putih, panjangnya sekitar 10 cm.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan juga membenarkan bahwa akarnya mempunyai sifat diuretika dan digunakan sebagai aprosidiak, yaitu khasiat obat yang dapat meningkatkan atau menambah stamina. Umumnya tumbuhan atau tanaman yang berkhasiat sebagai aprosidiak mengandung senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tanin, dan senyawa-senyawa lain yang berkhasiat sebagai penguat tubuh serta memperlancar peredaran darah.

Label khasiat dan manfaat purwaceng dari Dataran Tinggi Dieng (KalderaNews/JS de Britto)

4. Purwaceng merupakan tumbuhan berkhasiat seperti gingseng dan memiliki rasa khas yaitu pedas. Untuk pembudidayaan tanaman purwaceng juga sangatlah sulit dan waktu pembudidayaannya terbilang lama tidak seperti kentang yang hanya 3 bulan maupun tanaman carica yang cara tumbuhnya mudah. Tak mengherankan, harganya cukup mahal.

5. Klasifikasi ilmiah purwaceng yaitu Kingdom: Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo: Apiales, Famili: Apiaceae, Genus: Pimpinella, Spesies: P. pruatjan, Nama binomial: Pimpinella pruatjan.

6. Pertanyaanya kini: Apakah purwaceng layak dikonsumsi? KalderaNews mendapati minuman herbal ini bisa dikonsumsi baik pria, wanita maupun anak-anak untuk penghangat badan dan memperlancar peredaran darah. Namun, bagi wanita hamil tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya karena masih perlu dikaji efek sampingnya secara ilmiah. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*